Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk memastikan keamanan vaksin terlebih dahulu sebelum disuntikkan secara massal ke masyarakat sebagai langkah memutus mata rantai penularan Covid-19.
Baca juga: Jokowi: Vaksinasi Tak Hanya Terkait Keselamatan Manusia, tapi Juga Ekonomi
"Keamanan artinya kalau disuntik betul-betul melalui sebuah tahapan-tahapan uji klinis yang benar. Karena kalau tidak, ada satu saja yang masalah, nanti bisa menjadikan ketikdakpercayaan masyarakat akan upaya vaksinasi ini," tutur Jokowi.
"Saya melihat aspek keamanan vaksin menjadi concern utama masyarakat, termasuk para pakar dan peneliti. Karena itu, semua tahapan harus melalui kaidah-kaidah saintifik," lanjut Presiden.
Pemerintah terburu-buru gembar-gembor vaksin
Menanggapi langkah pemerintah dalam menyiapkan vaksin Covid-19, epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai hal tersebut sudah bagus.
Kendati demikian, ia menilai program vaksinasi Covid-19 tak perlu digembar-gemborkan karena uji klinis belum selesai.
Ia menilai pemerintah terlalu terburu-buru menggembar-gemborkan vaksinasi Covid-19 ke masyarakat.
Pasalnya, saat ini uji klinis tahap ketiga semua kandidat vaksin yang akan digunakan di Indonesia belum selesai.
Baca juga: Jokowi Perintahkan Ada Pelatihan dan Simulasi Penyuntikan Vaksin Covid-19
Ia menduga pemerintah menggembar-gemborkan vaksin Covid-19 sebagai senjata utama pemutus mata rantai penularan Covid-19 agar masyarakat percaya diri beraktivitas sehingga ekonomi kembali bergerak.
"Nah itu, karena kan maunya supaya ekonomi bergerak. Kan pemerintah ini kan sejak dulu terburu-buru. Ya sudah sejak Mei-Juni sudah ngomong new normal life, orang sudah lepas-lepasan, padahal itu terlalu cepat," kata Windhu kepada Kompas.com, Senin (26/10/2020).
"Demikian pula vaksin (terburu-buru). Gembar-gembornya kan terus-terusan, apalagi katanya Desember (dimulai). Padahal, ini kan belum selesai (uji klinis)," lanjut dia.
Ia pun mengingatkan kepada masyarakat sebaiknya tak memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap vaksin Covid-19.
Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat tetap menjadikan protokol kesehatan sebagai senjata utama dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.
Baca juga: Epidemiolog Duga Vaksin Digembar-gemborkan demi Percepatan Ekonomi
"Sekarang yang penting terutama masyarakat, tidak boleh punya ekspektasi yang terlalu tinggi. Toh nanti katakanlah semua vaksin ini oke, enggak bisa juga langsung (disuntikkan semua). Butuh waktu dan panjang," ucap Windhu.
"Artinya sekarang enggak usah ribut soal vaksin. Serahkan ke BPOM. Tugas kita masyarakat 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) itu. Jangan sampai mengandalkan vaksin," lanjut Windhu.