Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Masalah Stunting Tak Sekadar soal Gizi Buruk

Kompas.com - 21/10/2020, 14:17 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, persoalan stunting di Tanah Air tidak hanya masalah gizi buruk.

Menurut Muhadjir, banyak aspek yang dapat berdampak pada stunting. 

"Seperti kesehatan reproduksi khususnya reproduksi ibu, sanitasi lingkungan, ketersediaan air bersih dan tata ekonomi keluarga yang buruk," ujar Muhadjir dalam Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Pencegahan Stunting secara daring, Rabu (21/10/2020).

Baca juga: Wapres Minta Setiap Wilayah Analisis Situasi dan Pemetaan Program Pencegahan Stunting

Oleh karena itu, pemerintah pun menaruh komitmen sangat tinggi dalam masalah stunting.

Penanganan stunting, kata Muhadjir, telah diperbarui dengan rancangan peraturan presiden (Perpres) baru tentang percepatan penanganan stunting untuk mencapai target pengurangan angka stunting pada 2024.

Sebelumnya, aturan yang digunakan adalah Perpres Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.

Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting yang saat ini berkisar di 27 persen menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.

Ia mengatakan, masa krusial seseorang  dimulai dari seribu hari kehidupan yang disebut sebagai periode emas pertumbuhan manusia.

Pada periode tersebut, kata dia, pertumbuhan manusia akan terjadi dan berkembang, khususnya otak akan mencapai tingkat optimal.

Hal tersebut, kata dia, akan berpengaruh kepada siklus kehidupan berikutnya.

"Sehingga kalau pada 1.000 hari awal kehidupan ini pertumbuhan kodrat itu tidak optimal, khususnya perkembangan otaknya maka dipastikan mereka yang mengalami hambatan pertumbuhan pada usia 1.000 hari kehidupan ini akan punya dampak jangka sangat panjang," kata dia. 

Dampak yang dimaksud, salah satunya adalah stunting.

Baca juga: Meski Pandemi Covid-19, Wapres Minta Pencegahan Stunting Tetap Dilakukan

Utamanya ketika yang bersangkutan tumbuh dewasa dan memasuki masa angkatan kerja produktif, mereka justru tak bisa tumbuh maksimal.

Bahkan data Bank Dunia menunjukkan, kata dia, kondisi angkatan kerja di Indonesia saat ini berjumlah 137 juta atau sekitar 54 persen dari penduduk Indonesia, diketahui pernah mengalami stunting pada 1.000 hari awal kehidupan.

"Kondisi inilah yang akan kami jadikan dasar untuk menganggap kenapa masalah stunting di Indonesia menjadi persoalan paling strategis dalam upaya membangun sumber daya manusia yang maju dan unggul," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com