Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Bulan Pandemi dan Prediksi Puncak Covid-19 yang Meleset

Kompas.com - 02/09/2020, 16:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama enam bulan di Indonesia. Selama periode tersebut jumlah kasus positif harian yang dicatat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kian tinggi.

Jika dibandingkan pada saat awal kasus ini muncul pada Maret 2020, penambahan kasus harian hanya berada di kisaran belasan hingga puluhan.

Namun pada saat ini, penambahan kasus harian tidak pernah absen dari angka ribuan per hari.

Pada pekan lalu, misalnya, penambahan kasus harian menembus rekor selama tiga hari berturut-turut.

Baca juga: Simak, Ini Update Terbaru Kandidat Vaksin Covid-19 di Dunia Saat Ini

Data per 2 September 2020 menunjukkan, sudah 180.646 orang di Indonesia yang positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, 129.971 orang telah dinyatakan sembuh dan 7.616 orang meninggal dunia.

Selain itu, masih ada 43.059 orang yang tengah menjalani perawatan, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri di rumah.

Prediksi meleset

Petugas laboratorium yang meneliti Biokimia Farmasi LIPI melakukan uji validasi deteksi virus corona dari sample swab yang telah diekstrak di Laboratorium Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (31/8/2020). Metode RT-LAMP memiliki sejumlah kelebihan antara lain waktu reaksinya cepat, sekitar satu jam. Sebagai perbandingan, deteksi Covid-19 memakai metode PCR membutuhkan waktu 2-4 jam. RT-LAMP juga digunakan untuk mendeteksi virus influenza, sindrom penapasan akut parah (SARS), dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas laboratorium yang meneliti Biokimia Farmasi LIPI melakukan uji validasi deteksi virus corona dari sample swab yang telah diekstrak di Laboratorium Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (31/8/2020). Metode RT-LAMP memiliki sejumlah kelebihan antara lain waktu reaksinya cepat, sekitar satu jam. Sebagai perbandingan, deteksi Covid-19 memakai metode PCR membutuhkan waktu 2-4 jam. RT-LAMP juga digunakan untuk mendeteksi virus influenza, sindrom penapasan akut parah (SARS), dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Bila dilihat ke belakang, tentu masih ingat saat sejumlah pihak membuat prediksi kapan pandemi Covid-19 akan berakhir di Indonesia.

Institut Teknologi Bandung (ITB), misalnya, membuat simulasi dan pemodelan sederhana yang memprediksi puncak kasus harian Covid-19.

Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Kinerja Satgas Dinilai Tak Optimal

Dari prediksi ITB, puncak kasus harian diprediksi akan berakhir pada April 2020. Saat itu, pandemi diperkirakan berakhir saat kasus harian berada di angka 600 pasien.

Perhitungan dilakukan dengan model Richard's Curve Korea Selatan karena sesuai dengan kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto.

Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003.

Namun, pada 23 Maret 2020, ITB merevisi lantaran data yang dimasukan sebelumnya mengalami perubahan. Hasil revisi menunjukkan titik puncak penyebaran berubah menjadi akhir Mei atau awal Juni.

Baca juga: 6 Bulan Pandemi Covid-19, Bagaimana Dampaknya ke Pergerakan Saham di Indonesia?

"Puncak akan bergeser di sekitar minggu kedua atau ketiga April dan berakhir di akhir Mei atau awal Juni," ungkap Nuning Nuraini, salah satu tim peneliti ITB.

Sebagai catatan, Nuning mengatakan, hal ini bisa terwujud asal penanganan pencegahan dilakukan secara serius, sigap, dan disiplin oleh semua pihak mulai dari elemen individu, masyarakat sampai pada pemerintah dan berbagai instansi terkait.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com