Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan SBY Saat HUT Ke-75 RI: Kita Sedang Hadapi Krisis Kembar

Kompas.com - 17/08/2020, 11:36 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada sebuah ujian besar, yaitu pandemi Covid-19.

Sebab, pandemi yang juga dialami oleh sekitar 215 negara di seluruh dunia itu mengakibatkan dua krisis yang harus dilalui Indonesia secara bersamaan.

"Dewasa ini, negara kita tengah menghadapi ujian sejarah. Kita menghadapi krisis kembar, satu pandemi corona, dua krisis ekonomi," kata SBY, seperti dilansir kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (17/8/2020).

SBY menyampaikan hal tersebut saat ditanya apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar dapat lulus dari ujian pandemi Covid-19.

Baca juga: Baju Adat Presiden Jokowi Saat Upacara HUT RI dari Tahun ke Tahun

Meski demikian, SBY mengingatkan agar pemerintah dan publik optimistis dan tetap bersatu untuk melewati masa-masa ini. Sebab, ia meyakini bahwa suatu saat pandemi ini akan berakhir.

"Karena pada saatnya, percayalah, badai akan berlalu. Yang penting kita bersatu," ujarnya.

"Pemerintah memimpin, membimbing, dan menolong rakyatnya. Sedangkan rakyat mendukung penuh pemerintahannya, seraya menjalankan kewajibannya," imbuh dia.

Dalam kesempatan itu, SBY menyampaikan rasa syukur atas peringatan HUT ke-75 RI, serta terima kasih atas perjuangan para pejuang dan pendiri republik dalam meraih kemerdekaan RI.

Menurut SBY, perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan dan pendiri bangsa harus dilanjutkan oleh generasi muda. Terutama dalam hal membangun Indonesia menjadi negara maju di abad ke-21, yang damai, adil, dan makmur.

Baca juga: Bupati Timor Tengah Selatan: Terima Kasih Pak Presiden, Kami Sangat Bangga

Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu menambahkan, meski masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti dalam hal kesejahteraan, tetapi bangsa Indonesia seharusnya dapat bangga.

"Karena saat ini Indonesia telah menjadi negara besar di Asia Tenggara, termasuk ekonominya. Masuk anggota G-20, 20 negara besar dunia," ucapnya.

Oleh karena itu, ia menambahkan, untuk bisa mewujudkan semua cita-cita yang diinginkan, diperlukan kerja sama dari semua elemen dalam mencapainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com