Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Indonesia Memasuki Fase Bonus Demografi, Pembangunan Manusia Harus Bagus

Kompas.com - 08/08/2020, 12:32 WIB
Tsarina Maharani,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan saat ini Indonesia memasuki fase bonus demografi penduduk.

Itu artinya, jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dari total penduduk. Karena itu, menurut Muhadjir, pembangunan manusia harus direncanakan dengan baik agar Indonesia mendapatkan keuntungan dari bonus demografi itu.

“Pada saat itu, kalau pembangunan manusia Indonesia bagus, mulai dari proses 1.000 hari kehidupan sampai SMA/SMK hingga perguruang tinggi terhindar dari jebakan-jebakan,” kata Muhadjir dalam Seminar Nasional PLS FIP Universitas Negeri Malang, Sabtu (8/8/2020).

Jebakan yang ia maksud adalah kemungkinan anak putus sekolah.

Baca juga: Menaker Ingatkan Bonus Demografi Bisa Jadi Musibah

 

Muhadjir mengatakan, angka putus sekolah Indonesia di tingkat SD, SMP, dan SMA masih tinggi.

Jebakan lain adalah profil lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.

“Jebakan SD-SMP-SMA adalah dropout. Angka dropout kita masih tinggi. Kemudian ketidakrelevanan antara kebutuhan dan kelulusan,” kata dia.

Ia melanjutkan, ada tiga hal yang menjadi keuntungan jika pengelolaan sumber daya manusia baik. Pertama, mereka dapat menghidup diri sendiri secara mandiri. Kedua, mereka dapat menghidupi penduduk yang tidak produktif.

Ketiga, pendapatan mereka yang berlebih dan ditabung dapat menjadi sumber investasi bangsa.

“(Mereka) akan bisa bertanggung jawab kepada tiga hal. Pertama menghidupi dirinya sendiri, menghidupi semua penduduk yang tidak produktif, lalu kalau ada kelebihan pendapatannya dapat diinvestasi atau ditabung menjadi human capital investment,” kata Muhadjir.

“Kalau ini besar, maka kemudian masing-masing orang akan punya tabungan besar dan dapat digunakan membangun negara ini,” lanjut dia.

Menurut Muhadjir, hingga saat ini Indonesia masih bergantung pada pemodal atau investor asing.

Harapannya, Indonesia bisa bergerak menjadi negara yang unggul dan sejajar dengan negara maju lainnya.

“Sekarang pemerintah sedang habis-habisan dan bekerja keras mendatangkan investor atau pemodal untuk investasi di Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang jumlahnya sepadan dengan jumlah penduduk produktif, yang sesuai dengan bidang keahlian dan nilainya cukup tinggi, sehingga pada akhirnya Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah. Bisa menjadi negara maju, unggul, memiliki martabat, dan berdiri sejajar dengan negara maju lain,” kata Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com