Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19: Jangan Menunggu Obat dan Vaksin

Kompas.com - 06/08/2020, 17:53 WIB
Ihsanuddin,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

Ia menegaskan, disiplin protokol kesehatan menjadi satu-satunya cara untuk menekan penyebaran Covid-19 sampai vaksin tersedia.

"Mari jangan menunggu obat dan vaksin karena kita juga berpacu dengan waktu. Pencegahan atau preventif adalah kunci yang paling utama dalam menekan jumlah kasus maupun kematian," kata Wiku dalam jumpa pers daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/8/2020).

Baca juga: Laris Manis Bisnis Layang-layang di Tengah Pandemi Covid-19 Kota Tangerang

Wiku mengatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah mengakui bahwa vaksin merupakan solusi jangka panjang.

Saat ini, ada lebih dari 150 vaksin yang dikembangkan oleh berbagai negara. Namun, semuanya masih pada tahap uji pre-klinis dan uji klinis.

"Karena itu vaksin belum ditemukan pada saat ini, apalagi proses menuju produksi yang masif," kata dia.

Baca juga: Kadisnaker DKI: Karyawan Positif Covid-19 Bukan Aib Perusahaan

Oleh karena itu, Wiku mengimbau masyarakat untuk tidak bosan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, hanya pilihan tersebutlah yang dimiliki saat ini.

"Jangan malas mencuci tangan dan pakaian sesampainya di rumah, tidak mencopot atau melepaskan masker ketika berada di di luar rumah, dan disiplin dalam menjaga jarak dan menjauhi kerumunan," kata dia.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, ada penambahan 1.882 kasus baru Covid-19, Rabu (5/8/2020).

Dengan demikian, secara akumulatif ada 118.753 kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga saat ini.

Dari jumlah itu, total pasien sembuh mencapai 75.645 orang. Sementara itu, pasien meninggal 5.521 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com