Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarawan Sebut Flu Spanyol Tewaskan Jutaan Orang di Indonesia karena Penanganan Terlambat

Kompas.com - 30/07/2020, 20:31 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarawan Ravando Lie menyebut bahwa sekitar 1918 wilayah Tanah Air ikut dilanda wabah Flu Spanyol.

Namun demikian, kata dia, pada saat itu pemerintah Hindia Belanda terlambat melakukan penanganan. Padahal wabah tersebut telah menjangkiti masyarakat dunia.

"Itu (penanganannya) cukup terlambat karena pada tahun 1920 ketika virus itu sudah mulai tertidur atau mungkin menghilang pada saat itu," kata Ravando di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Kamis (30/7/2020).

Baca juga: Soal New Normal, Gubernur Maluku Ingatkan Kasus Flu Spanyol

Menurut Ravando, penyebaran wabah Flu Spanyol tak jauh beda dengan pandemi Covid-19 saat ini.

Pada gelombang pertama terjadinya wabah, pemerintah Hindia Belanda tak menghiraukan.

Padahal, saat itu Konsulat Belanda sudah memperingatkan bahwa wabah Flu Spanyol kemungkinan bakal menyebar sampai ke wilayah Hindia Belanda.

Ketika itu, pemerintah Hindia Belanda berpandangan tak ada yang perlu dikhawatirkan dari wabah tersebut karena dinilai tak mematikan dan tidak separah virus influenza yang terjadi akhir abad 19.

Namun kemudian, virus kian menyebar hingga terjadi pandemi gelombang kedua yang membunuh jutaan orang di dunia.

Ketika itu pemerintah Hindia Belanda baru bergerak dengan membentuk komisi influenza yang bertugas menginvestigasi penyebaran dan mengatur turunnya penumpang di jalur-jalur pelabuhan.

Baca juga: Pandemi Flu Spanyol, Wabah 1918 yang Tewaskan 50 Juta Orang

Sebab, diduga kuat berpindahnya massa melalui pelabuhan menjadi sarana utama penyebaran Flu Spanyol.

Melihat sejarah ini, kata Ravando, ada kecenderungan pandemi yang terjadi di Indonesia kerap terulang polanya. Sementara, tidak ada grand design untuk menghadapi pandemi itu sendiri.

"Dalam penangananya itu terlihat bahwa tidak ada grand design dari pemerintah kolonial pada saat itu sehingga segala macam kebijakannya itu terlihat sangat insidentil, ketika wabah itu terjadi baru kebijakan diambil," ujarnya.

"Sebenarnya itu bisa dirumuskan untuk jangka panjangnya," lanjut Kandidat Doktor Sejarah University of Melbourne itu.

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Sejarah Wabah dari Universitas Indonesia Syefri Luwis menyebut, informasi tentang wabah Flu Spanyol tak hanya dibatasi oleh pemerintah Hindia Belanda, tetapi juga negara-negara dunia.

Sebab, wabah itu terjadi ketika Perang Dunia I. Dikhawatirkan menyebarnya informasi mengenai wabah itu bakal melemahkan tentara yang sedang berperang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com