JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air terus bertambah. Hingga Jumat (10/7/2020), pemerintah mengonfirmasi penambahan 1.611 pasien, sehingga total kasus Covid-19 saat ini yaitu 72.347 orang.
Dari total tersebut, pasien sembuh disebutkan bertambah 878, sehingga totalnya menjadi 33.529 orang.
Kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 52. Dengan demikian, total pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 3.469 orang.
Baca juga: UPDATE: Bertambah 1.611, Kini Ada 72.347 Kasus Covid-19 di Indonesia
Bersamaan dengan itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, telah dilakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 1 juta spesimen, tepatnya sebanyak 1.015.678.
Jumlah pasien yang diperiksa yaitu 597.468 orang. Hasil temuan pada Jumat (10/7) sendiri berdasarkan pemeriksaan terhadap 23.609 spesimen Covid-19 dari 9.388 orang.
"Kami melakukan pemeriksaan 23.609 spesimen sehingga total yang sudah diperiksa 1.015.678 spesimen," ujar Yuri dalam konferensi di BNPB, Jumat (10/7/2020).
Baca juga: UPDATE 10 Juli: Pemerintah Sudah Periksa Satu Juta Lebih Spesimen Terkait Covid-19
Berdasarkan data pemerintah, penambahan 1.611 kasus Covid-19 itu tersebar di 25 provinsi.
Sementara, secara total persebaran kasus penularan virus corona terjadi di 459 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, yakni DKI Jakarta (260 kasus baru), Jawa Timur (246 kasus baru), Sulawesi Utara (134 kasus baru), Sulawesi Selatan (132 kasus baru) dan Sumatera Utara (112 kasus baru).
Selain itu, Yuri menyampaikan ada sembilan provinsi yang tidak terdapat kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Sembilan provinsi itu, yakni Aceh, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Riau, NTT.
Baca juga: UPDATE: Sebaran Kasus Baru Covid-19 di 25 Provinsi, Tertinggi di DKI
Yurianto mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa penularan Covid-19 lewat udara disebabkan oleh microdroplet.
Dijelaskan, microdroplet ini bisa bertahan lebih lama di satu ruangan jika sirkulasi udara di ruangan itu tidak berjalan dengan baik.
Dengan demikian, partikel-partikel droplet itu tertahan melayang-layang cukup lama di udara.
"Beberapa kali kami mencoba berkomunikasi dengan WHO, sebenarnya kasus ini lebih cenderung disebarkan oleh microdroplet, yakni droplet yang sangat kecil," kata Yuri.
Baca juga: Penularan Covid-19 lewat Udara Disebabkan oleh Microdroplet, Terjadi di Ruangan Bersirkulasi Buruk
Karena itu, Yuri mengingatkan bahwa memakai masker dengan baik sangat penting untuk dibiasakan. Kemudian, upayakan di semua ruang kerja dijamin sirkulasi udaranya berlangsung dengan baik.
"Kondisi ini memungkinkan siapa pun yang nantinya berada di ruangan itu dan tidak terlindung karena tak pakai masker, atau pakai masker tapi tidak dipakai dengan baik sangat bisa tertular," ucap Yuri.
Berikutnya, jika memungkinkan, jendela dibuka pada pagi hari agar udara segar dari luar bisa masuk.
"Ini adalah upaya kita agar udara yang terjebak di ruang kerja tak tertahan sampai berhari-hari tanpa ada sirkulasi yang memadai," kata dia.
Baca juga: Gugus Tugas: Masker Jadi Kunci Cegah Penularan Covid-19 Lewat Udara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.