Kemudian, Sulawesi Selatan sebanyak 165 kasus baru, Jawa Tengah sebanyak 153 kasus dan Kalimantan Selatan 114 kasus.
Sementara itu, penularan Covid-19 sudah terjadi di 452 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Sementara itu, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi, Ali Ghufron Mukti, memprediksi vaksin lokal virus corona baru akan diproduksi massal dan tersedia bagi masyarakat Indonesia pada pertengahan 2021.
"Hasilnya (tersedia) untuk masyarakat kita pada pertengahan 2021," kata Ali Ghufron dalam konferensi pers dari Kantor Presiden, Kamis (2/7/2020).
Menurut Ghufron, vaksin yang dikembangkan konsorsium nasional saat ini terus dikembangkan.
Baca juga: Kemenristek Prediksi Vaksin Covid-19 Akan Tersedia pada Pertengahan 2021
Berbagai lembaga mulai dari Bio Farma, Kalbe Farma hingga Eijkman mengembangkan berbagai formulasi yang dibutuhkan untuk melawan virus bernama resmi Sars-Cov-2.
Namun ia memperkirakan proses preclinical trial baru akan dimulai pada akhir 2020.
"Dan jika diperlukan perpanjangan waktu, mungkin dilanjutkan preclinical trial pada awal 2021," ucap dia.
Berdasarkan keterangan belum tersedianya vaksin, Yuri meminta seluruh masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan disiplin dan ketat agar terlindungi dari kemungkinan tertular virus.
"Permasalahan ini belum bisa kita atasi dengan memberikan kekebalan buatan melalui vaksin," ucapnya.
Yuri menekankan, para pakar masih terus berupaya untuk menemukan vaksin tersebut. Untuk itu, masyarakat harus bisa bekerja sama untuk sama-sama melawan Covid-19.
Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Disebut Penuh, Risma: Data Kami Tidak Begitu
Lebih lanjut, Yuri meminta, masyarakat memahami tatanan normal baru atau new normal bukan dimaknai bahwa kondisi sudah kembali normal.
Tatanan normal baru, kata dia, harus dipahami kebiasaan terdahulu harus diubah selama pandemi dengan menyesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19.
"New normal ini bukan dimaknai sudah normal kembali, dalam artian new normal adalah kita merubah kebiasaan yang terdahulu yang kita anggap normal, karena saat itu ancaman Covid-19 belum ada," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.