Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr Leonard Chrysostomos Epafras, SSi, MTh
Dosen

Dosen Kajian Antar-Agama, Inter-Religious Studies, Digital and Humanities Pendidikan | Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana | https://www.ukdw.ac.id/leonard-chrysostomos-epafras/

"Virus" Hoakstivisme, Hati-hati Terpeleset Jadi Hoakstivis

Kompas.com - 29/06/2020, 18:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tak ada pesan diterima sempurna dan diteruskan tanpa intinya tercecer atau teralihkan. Jika ceceran dan alihan pesan itu adalah hoaks, maka terimalah bahwa hoaks adalah salah satu genre komunikasi.

Tapi ini bukan saja soal pola komunikasi, hoaks juga mengejawantahkan sikap terhadap sang liyan, ketakutan akan perbedaan, imajinasi sosial yang monolitik, dan kerinduan akan otoritas yang kuat.

Baca juga: Gugus Tugas Sebut Terdapat 137.829 Hoaks terkait Virus Corona

Hoaks masa kini adalah efek teknologi digital dan logika media sosial. Tak peduli pesan itu adalah kebenaran atau muslihat semuanya dikemas dalam instrumen digital.

Sulit untuk tabbayun di luar sistem ini. Sedangkan logika digital memuliakan tontonan, sensasionalisme, dan viralitas.

Dalam hal ini hoaks bukan semata informasi lancung melainkan menjadi hoakstivisme, aktivisme yang sadar tak sadar memproduksi, mengonsumsi, dan menebar hoaks. Semua orang rentan untuk terpeleset menjadi hoakstivis

Alih-alih menciptakan keterbukaan, dunia digital saat ini mendorong pembentukan sekat-sekat maya, khususnya di antara kelompok yang berpikiran sejenis (homofilial).

Ia menciptakan ruang gema (echo chamber) di mana orang hanya mendengar dan meneguhkan apa yang sudah ia percaya.

Apalagi si penyebar adalah tokoh dan panutan kita. Masak sih kita tidak percaya padanya? Tapi inilah lahan subur hoakstivisme.

Bentuk mutan hoakstivisme adalah politik informasi. Ia sudah menjadi kenyataan politik, khususnya ketika terjadi pemilu sebab terbukti efektivitasnya. Pemilu mana di dunia ini yang tak melibatkan hoaks?

Salah satu tekniknya adalah firehose of falsehood. Muslihat yang terus menerus disemburkan ke publik akan perlahan menjadi tekanan yang menggoyahkan iman seseorang lalu menerimanya sebagai “kebenaran.”

Tak hanya itu. Kebenaran yang dirangkul menjadi energi bagi mobilisasi sosial. Kita lihat buktinya sejak pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2016 hingga saat masa pandemi ini.

Harapannya tinggal pada kemauan kita membebaskan diri dari sihir ruang gema. Kita perlu mengakui dan merengkuh kerentanan kita terhadap kecenderungan hoakstivisme ini sambil membangun budaya kritis.

Syukurlah, di masa pandemi corona, virus hoakstivisme bukanlah satu-satunya kenyataan. Virus pengharapan juga merebak lintas kelompok dan lintas keyakinan.

Orang merasakan demokratisasi nasib dan bersedia keluar dari kenyamanan kelompoknya sendiri dan saling membantu. Semoga itu menjadi pemulih mala digital yang dihasilkan oleh hoakstivisme. (Leonard Chrysostomos Epafras, Pengajar di Universitas Kristen Duta Wacana)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com