Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof drh Wiku Adisasmito
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Ironi Alat Pelindung Diri

Kompas.com - 20/06/2020, 18:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH lebih dari tiga bulan sejak awal Maret 2020 mendapat kepercayaan sebagai Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk memaparkan hasil kerja tim yang saya pimpin ini di depan Presiden Joko Widodo.

Untuk kali pertama, Presiden Jokowi menyambangi markas besar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di kawasan Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (10/6/2020).

Seluruh hasil kerja yang telah dilakukan oleh tim pakar, yang beranggotakan 95 ahli senior dan 27 pakar muda dari berbagai disiplin ilmu ini, kami paparkan di hadapan Presiden Jokowi.

Salah satu pencapaian yang kami sampaikan adalah keberhasilan Indonesia memproduksi alat pelindung diri (APD).

Baju hazmat berwarna putih yang selalu digunakan para tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, memang menjadi perangkat penting yang harus dikenakan agar tidak terpapar oleh pasien Covid-19.

Kebutuhan akan APD memang langsung melonjak pesat seiring dengan peningkatan masyarakat Indonesia yang terpapar Covid-19.

Puluhan rumah sakit serta kantor-kantor dinas kesehatan di berbagai daerah di Indonesia mengeluhkan minimnya sarana APD terutama baju hazmat.

Tak heran, dalam beberapa kesempatan tayangan berita di televisi memperlihatkan para tenaga kesehatan di sejumlah daerah terpaksa menggunakan jas hujan plastik seharga Rp 10.000 untuk melindungi diri agar tidak terpapar Covid-19.

Padahal, jas hujan tersebut sangat tidak direkomendasikan dan jauh dari kata aman agar tidak terpapar Covid-19. Namun, pertimbangannya pasti daripada sama sekali tidak mengenakan alat pelindung.

Para pekerja PT Pan Brothers membuat masker, ada juga alat pelindung diri, hazardous material atau hazmat buat dokter dan perawat yang menangani pasien Covid-19Dok. Youtube Para pekerja PT Pan Brothers membuat masker, ada juga alat pelindung diri, hazardous material atau hazmat buat dokter dan perawat yang menangani pasien Covid-19

Keterbatasan APD selama masa pandemi Covid-19 memang tak lepas dari ketergantungan Indonesia yang selama ini selalu mengimpor dari luar negeri.

Dalam situasi pandemi global yang dialami merata di berbagai belahan negara di dunia, tentu negara-negara yang selama ini mengekspor APD ke Indonesia otomatis akan membatasi kuota pengirimannya.

Hal itu tak bisa disalahkan karena mereka juga membutuhkan barang tersebut untuk mengatasi persoalan yang sama seperti dialami di Indonesia.

Hukum supply and demand pun akhirnya berlaku. Tingginya kebutuhan akan APD yang meningkat pesat berbanding lurus dengan kenaikan harga yang signifikan.

Jika sebelum terjadi pandemi Covid-19 harga normal hazmat hanya berkisar Rp 150.000, namun per April 2020 ketika pandemi mencapai puncaknya, harganya sudah melonjak hingga Rp 900.000.

Kami dari Tim Pakar dengan berbagai keahlian yang kami miliki tentu merasa terpanggil dengan situasi seperti ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com