Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof drh Wiku Adisasmito
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Ironi Alat Pelindung Diri

Kompas.com - 20/06/2020, 18:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sudah sedemikian bodohkah bangsa ini sehingga untuk membuat baju hazmat sendiri saja kita tidak mampu?

Pada 3 April 2020 akhirnya kami menginisiasi untuk menjajaki kemungkinan memproduksi baju hazmat di negeri sendiri.

Rapat melalui sarana Zoom Meeting kami lakukan dari markas besar dari kantor BNPB.

Peserta rapat antara lain perwakilan dari Kementerian Perindustrian, perwakilan WHO di Indonesia, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ketua APSyFI, Ketua INWA serta beberapa tokoh lain yang ahli di bidangnya masing-masing.

Hasilnya ternyata positif. Pihak-pihak yang terkait menyatakan sanggup untuk memproduksi APD sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Satu hal yang mengharukan semua yang terlibat merasa terpanggil dengan situasi pandemi yang terjadi saat ini.

Sebagai langkah awal, protipe APD buatan sendiri dicoba diproduksi oleh beberapa pabrik tekstil yang ada di Bandung, Solo, serta Ungaran. Tak sampai sepekan prototipe hazmat pun sudah selesai dikerjakan.

Namun, barang ini tidak serta merta bisa langsung digunakan dan memberikan perlindungan tertinggi karena masih membutuhkan uji standar lagi yang diakui oleh WHO yaitu uji ISO 16604.

Contoh APD pun harus dikirimkan ke New York, AS. Tantangan kembali menghadang. Ternyata untuk mendapatkan pengesahan ISO 16604 dibutuhkan waktu sedikitnya dua bulan.

Kami pun meminta bantuan Kementerian Luar Negeri untuk memerintahkan Konjen RI di New York untuk mengawal proses rekomendasi ini bisa lebih cepat. Namun, lagi-lagi rintangan terjadi.

Contoh hazmat yang pertama dikirim ternyata gagal melewati proses pengujian dengan berbagai alasan. Contoh kedua pun dikirimkan dengan berbagai revisi yang telah dilakukan.

Alhamdulillah, hazmat produksi Indonesia pun bisa lolos uji ISO 16604 dengan waktu sekitar sebulan setelah mendapat kawalan ketat dari Konjen RI di New York.

Pengujian hazmat produk Indonesia pun bukan satu-satunya dilakukan di Amerika Serikat. PT. Sritex Solo juga mengirim contoh produksinya ke Hong Kong dan Singapura untuk diuji.

Begitu pula APSyFI juga mengirim contohnya produknya ke Taiwan. Ternyata seluruh produksi mereka sukses mendapatkan rekomendasi. Baju hazmat yang dihasilkan Indonesia ini bahkan dinilai lebih baik dan hemat.

Dengan menggunakan bahan baku utama polyester woven, hazmat produk anak negeri ini bisa jauh lebih hemat karena selain harganya bisa 50 persen lebih murah, pemakaiannya pun bisa mencapai 10 kali pakai.

Adapun produk impor yang selama ini digunakan sifatnya disposable atau sekali pakai buang, jadi sifatnya menyerupai popok bayi atau pembalut wanita yang hanya bisa sekali pakai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

Nasional
Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Nasional
Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Nasional
UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

Nasional
THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

Nasional
Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Nasional
Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Nasional
Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Nasional
UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang 'DKI'

UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang "DKI"

Nasional
Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Nasional
Puan Sebut Antarfraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Puan Sebut Antarfraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Nasional
Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Nasional
Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com