Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof drh Wiku Adisasmito
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19

Ironi Alat Pelindung Diri

Kompas.com - 20/06/2020, 18:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu polyester yang menjadi bahan baku utama hazmat ini juga sudah bisa diproduksi di Indonesia. Dengan kata lain, seluruh proses produksi hazmat ini 100 persen asli dari Indonesia.

Dengan rekomendasi ISO 16604 yang telah dimiliki Indonesia sejak awal Juni 2020, maka kesulitan pengadaan APD yang selama tiga bulan terakhir secara teori akan bisa teratasi.

Para produsen tekstil yang tergabung di asosiasi-asosiasi itu pun menyangggupi untuk memproduksi sebanyak 17 juta unit hazmat per bulan.

Itu artinya jauh di atas kebutuhkan APD selama tiga bulan terakhir ini yang sekitar 5 juta unit per bulannya.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap APD karya anak negeri ini, produk tersebut pun kami beri nama INA United.

INA berarti Indonesia, sedangkan United menggambarkan rasa persatuan dari berbagai kalangan yang merasa terpanggil atas pandemi yang kini tengah melanda Indonesia.

Namun semulus itukah jalan INA United untuk bisa digunakan oleh para tenaga medis yang kini menjadi garda terdepan penanganan pandemi Covid-19?

Sungguh ironis memang. Ternyata jalan yang harus dilalui tetap saja terjal dan berliku.

Surat penawaran yang disampaikan kepada instansi terkait yang diberi kewenangan oleh pemerintah dalam hal pengadaan APD untuk mengatasi pandemi di negeri ini ternyata tak serta-merta berkenan menerima kehadiran INA United yang jelas-jelas adalah anak kandung sendiri.

Predikat lulus ISO 16604 yang telah dimiliki, harga lebih murah, serta penggunaan yang lebih panjang, tak juga menjadi pertimbangan.

Produk impor dari China yang jelas-jelas lebih mahal serta masa pakai yang hanya sekali buang nampaknya sudah terlanjur membuat nyaman.

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memang tak memiliki kewenangan sampai sejauh itu. Kami hanya berupaya mengabdi sesuai dengan keilmuan yang kami miliki.

Produsen-produsen tekstil yang sebelumnya sempat bergairah karena mesin-mesin produksinya akan kembali berputar setelah lebih tiga bulan vakum, kini seperti kembali lunglai. Kami pun hanya bisa berkata maaf karena kewenangan yang terbatas.

Dengan rekomendasi yang telah dimiliki, kami pun membebaskan para produsen tekstil tersebut memasarkan secara langsung APD yang telah mereka produksi ke rumah sakit yang memerlukannya.

Padahal, dengan kapasitas produksi yang mencapai 17 juta unit APD per bulan, bukan suatu yang mustahil INA United juga bisa diekspor ke negara-negara yang saat ini juga tengah berperang melawan pandemi Covid-19.

Mungkin, ketika suatu hari nanti keran ekspor INA United itu akhirnya terbuka, padahal sebaliknya Indonesia lebih menyukai mengimpor APD dari luar negeri, maka di situ orang akan mulai tersadar ternyata ada yang janggal di negeri kita Indonesia tercinta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com