Data yang tersedia misalnya nama anggota keluarga, riwayat pendidikan serta jabatan.
Apabila data tersebut jatuh ke tangan kriminal, ia menuturkan, tentu saja akan berisiko besar.
Di sisi lain, ada pula risiko dari sisi internal.
"Melihat risiko dari internal Polri sendiri, berarti nanti ada yang bisa mengedit-edit bahwa dia punya pendidikan a, b, c, yang ternyata tidak," tutur dia.
Berdasarkan penelusurannya di forum yang sama, peretasan pada SIPP pernah terjadi sekitar enam atau 12 bulan lalu.
Baca juga: Selama 6 Bulan, Polisi Tahan 17 Tersangka Kasus Hoaks terkait Covid-19
Kemudian, perubahan tampilan (deface) pada situs milik Polri juga pernah terjadi. Namun, ia tak merinci waktu kejadian.
Menurut Ruby, SIPP dikelola antara Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Polri (Div TIK Polri) atau SSDM Polri. Ia belum mengetahui secara lebih pasti.
Hal itu berbeda dengan penegakan hukum yang dilakukan oleh Direktorat Siber Bareskrim Polri.
"Tugas utama mereka (Polri) penegakan hukum, jadi kesannya mengamankan sistem IT itu belum tentu hasilnya serupa dengan kinerja penyidikan mereka di bidang siber," ucap Ruby.
Maka dari itu, menurut Ruby, Polri dinilai belum optimal dalam mengamankan sistem beserta jaringan yang dimiliki.
Baca juga: Data Pemilih Diduga Bocor, KPU Pastikan Tak Ada Peretasan DPT Pemilu 2014
"Kesannya mereka belum terlalu optimal lah mengamankan sistem sama network-nya," ujar dia.
Diberitakan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono mengatakan, tangkapan layar terkait database anggota kepolisian yang beredar di media sosial adalah berita bohong atau hoaks.
Tangkapan layar tersebut beredar dalam sebuah unggahan mengenai informasi peretasan terhadap database anggota Polri.
"Terkait dengan screenshot database anggota Polri yang tersebar di media sosial, perlu kami sampaikan bahwasanya hal tersebut merupakan kebohongan atau hoaks," ujar Awi melalui siaran langsung di akun Youtube Tribrata TV, Selasa (16/6/2020).
Awi beralasan, tangkapan layar database anggota yang beredar di media sosial berbeda dengan yang digunakan Polri saat ini.
Baca juga: Polri Pastikan Data Personelnya Tidak Diretas
Polri pun mengklaim, data pada Sistem Informasi Personel Polri (SIPP) yang kini digunakan tidak dibobol.
"Polri sudah memastikan bahwa tidak ada pembobolan data SIPP, karena variabel screenshot yang beredar di media sosial tidak sama dengan SIPP yang digunakan oleh SSDM Polri saat ini," ucap dia.
Lebih lanjut, kata Awi, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri sedang menyelidiki pelaku.
"Dittipidsiber Bareskrim Polri masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap pelaku serta motif dari penyebar hoaks database SIPP anggota Polri tersebut," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.