Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Mahasiswa Kuasai Gedung Parlemen Tuntut Reformasi...

Kompas.com - 18/05/2020, 07:34 WIB
Tsarina Maharani,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, 22 tahun yang lalu, ribuan mahasiswa berhasil menguasai gedung DPR/MPR.

Mereka menuntuk agar Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, setelah terpilih untuk ketujuh kalinya.

Situasi ekonomi dan politik Orde Baru saat itu menjadi pemantik para mahasiswa melakukan aksi besar-besaran.

Dilansir buku berjudul 'Mahasiswa dalam Pusaran Reformasi 1998, Kisah yang Tak Terungkap (2016)', dua kelompok mahasiswa Universitas Indonesia, yaitu Senat Mahasiswa UI dan Keluarga Besar UI sepakat untuk bergerak bersama-sama.

Baca juga: Polisi: Cucu Soeharto Terima Rp 3 Miliar dari MeMiles

Pada 18 Mei 1998, mereka memutuskan bergerak menuju gedung parlemen untuk melebur dengan kelompok mahasiswa lain yang sejak pagi mengepung gedung tersebut.

Kelompok itu, antara lain Organisasi Forum Kota (Forkot), PMII, HMI dan KAMMI.

Salah satu aktivis yang tergabung di Forkot, Mohamad Syafi' Alielha atau Savic Ali sempat bercerita bahwa massa Forkot sendiri sebenarnya tidak berencana menduduki gedung DPR/MPR.

Saat itu, massa Forkot yang terdiri dari 9.000 mahasiswa merupakan massa aksi yang pertama kali merangsek ke kawasan gedung DPR RI.

Baca juga: Cucu Soeharto Terima Rp 3 Miliar dari MeMiles, Polisi: Dia Diminta Jadi Konsultan

Menurut Savic, Forkot sudah memulai aksi menuntut Soeharto mundur sejak 1997. Demonstrasi bermula dari aksi mimbar bebas yang diadakan di beberapa kampus.

Ia mengatakan, pada hari itu, Forkot hanya berencana menggelar unjuk rasa di depan gedung DPR serta meminta perwakilan Forkot masuk ke DPR untuk bertemu pimpinan parlemen.

Namun, kelompok pertama yang berhasil masuk ke dalam gedung DPR/MPR jusru Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ).

Sekitar pukul 11.30 WIB, 50 perwakilan mahasiswa dari FKSMJ dari berbagai kampus masuk ke dalam kompleks parlemen.

"Kami juga enggak ada target untuk menjebol. Saat itu agak tricky, karena waktu itu sebenarnya sudah ada teman-teman dari FKSMJ yang bertemu pimpinan DPR di dalam. Tapi mereka perwakilan," kata Savic dalam arsip tayangan "Satu Meja" Kompas TV, Senin (21/5/2018).

Baca juga: Cerita Prabowo Saat Sarankan Soeharto Mundur dari Jabatan Presiden

Masuknya 50 perwakilan FKSMJ itu membuat kelompok mahasiswa lain melakukan negosiasi agar dapat masuk ke dalam.

Sekitar pukul 13.00 WIB, mahasiswa yang berada di luar pun mulai masuk ke dalam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com