Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 109 Napi Asimilasi Covid-19 yang Berulah Lagi, Polri: Hanya 0,7 Persen dari Total Kejahatan di Indonesia

Kompas.com - 14/05/2020, 17:10 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri mencatat narapidana penerima asimilasi dan pembebasan bersyarat akibat wabah Covid-19 yang kembali melakukan kejahatan bertambah.

Jumlahnya bertambah tiga orang sehingga totalnya menjadi 109 orang hingga Kamis (14/5/2020).

“Terdapat 109 napi asimilasi yang kembali melakukan kejahatan dan telah diamankan serta diproses oleh pihak Polri,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan melalui telekonferensi, Kamis.

Lima polda yang paling banyak menangani kasus tindak pidana oleh napi asimilasi yaitu, Polda Jateng (15 kasus), Polda Sumut (14 kasus), Polda Jabar (11 kasus), Polda Kalbar (10 kasus), Polda Riau (9 kasus).

Baca juga: Usai Bebas, Napi Asimilasi Polres Jakbar Diajak Jaga Keamanan dan Salurkan Bantuan Sembako

Tindak pidana yang dilakukan para napi didominasi oleh pencurian.

Rinciannya, pencurian dengan pemberatan (curat) sebanyak 40 kasus, pencurian kendaraan bermotor (curanmor) 16 kasus, serta pencurian dengan kekerasan (curas) 15 kasus.

Jenis kejahatan lainnya yaitu, penyalahgunaan narkotika (12 kasus), penganiayaan dan pengeroyokan (11 kasus), pemerkosaan dan pencabulan (2 kasus), penipuan dan penggelapan (2 kasus), pembunuhan (2 kasus), perjudian (1 kasus), dan satu kasus kejahatan lainnya.

Baca juga: Polri Catat 106 Napi Asimilasi Covid-19 Kembali Lakukan Tindak Pidana

Menurut Ramadhan, kebanyakan dari para napi melakukan aksinya karena kondisi ekonomi.

“Motif napi asimilasi yang kembali melakukan kejahatan umumnya didominasi faktor ekonomi, terutama pada kejahatan terhadap properti seperti curat, curas, dan curanmor,” ucapnya.

Selain itu, berdasarkan keterangan polisi, ada pula napi yang merasa sakit hati maupun dendam sehingga melakukan penganiayaan hingga pembunuhan.

Ramadhan pun menegaskan bahwa hanya sebagian kecil napi asimilasi yang kembali melakukan kejahatan dibanding lebih dari 38.000 napi yang telah bebas.

Baca juga: Polisi: Napi yang Sudah Bebas Bukan Lagi Penjahat

Menurutnya, jumlah napi asimilasi yang kembali berbuat pidana juga tidak berpengaruh pada total kejahatan.

“Jika data ini dibandingkan dengan jumlah kejahatan secara keseluruhan sebanyak 15.322 pada total kejahatan bulan April, maka jumlah kejahatan yang dilakukan oleh napi asimilasi hanya 0,7 persen,” tutur dia.

“Sehingga kejahatan oleh napi asimilasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada angka jumlah kejahatan secara keseluruhan,” sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com