Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 Dinilai Lahirkan Normalitas Baru yang Positif

Kompas.com - 06/05/2020, 14:50 WIB
Dani Prabowo,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi Universitas Brawijaya Fadillah Putra menilai, pandemi Covid-19 tak hanya berakibat sejumlah hal buruk tetapi juga hal baik. Menurut Fadillah, ada hal yang tidak harus berubah jika nanti kondisi kembali normal. 

"Kita selalu bermimpi keadaan akan kembali seperti semula. Saya pribadi berharap tidak kembali seperti Desember, saya berharap segalanya akan menjadi baru setelah ini," kata Fadillah dalam webinar yang diselenggarakan LP3ES, Rabu (6/5/2020).

Salah satu dampak positif dari pandemi ini adalah tidak sedikit pemerintah daerah yang memotong anggaran perjalanan dinas mereka untuk kemudian dialokasikan sebagai anggaran penanganan Covid-19.

Baca juga: Rapat dengan DPR, Gojek Laporkan Penurunan Pemesanan GoFood akibat Pandemi Covid-19

"Bahkan di satu kabupaten itu bisa sampai Rp 22 miliar, ketika biaya perjalanan dinas dipotong dalam kurun tiga sampai empat bulan," ujarnya.

Selain itu, anggaran rapat dinas yang biasanya mencapai belasan miliar, juga dipangkas untuk penanganan Covid-19.

Meski dipangkas, namun efektivitas rapat yang dilakukan para pegawai negeri sipil juga tidak mengalami penurunan.

Pasalnya, mereka masih tetap dapat bekerja dengan memanfaatkan aplikasi meeting daring yang bisa diakses dengan mudah melalui gawai yang mereka miliki.

"Ini normalitas baru yang saya kira, saya tidak ingin kembali seperti sebelum krisis. Ingin ini jadi permanen. Efisiensi ini bisa jalan," ujarnya.

Baca juga: Kasus Pertama Covid-19 di Swedia Mungkin Terjadi pada November 2019

Di samping efisiensi anggaran, ia mengakui, pandemi memukul sejumlah industri seperti pertambangan, penerbangan, perhotelan, dan pengolahan.

Namun di sisi lain, terjadi kebangkitan industri terutama yang bergerak pada sektor green industry seperti perikanan, peternakan, kehutanan, dan makanan.

"Artinya, kalau dari peta yang dilihat dari sektor yang positif dan mengalami tekanan, hampir semuanya itu green economy yang sekarang survive. Dan itu situasi yang sangat baik," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com