"Kita selalu bermimpi keadaan akan kembali seperti semula. Saya pribadi berharap tidak kembali seperti Desember, saya berharap segalanya akan menjadi baru setelah ini," kata Fadillah dalam webinar yang diselenggarakan LP3ES, Rabu (6/5/2020).
Salah satu dampak positif dari pandemi ini adalah tidak sedikit pemerintah daerah yang memotong anggaran perjalanan dinas mereka untuk kemudian dialokasikan sebagai anggaran penanganan Covid-19.
"Bahkan di satu kabupaten itu bisa sampai Rp 22 miliar, ketika biaya perjalanan dinas dipotong dalam kurun tiga sampai empat bulan," ujarnya.
Selain itu, anggaran rapat dinas yang biasanya mencapai belasan miliar, juga dipangkas untuk penanganan Covid-19.
Meski dipangkas, namun efektivitas rapat yang dilakukan para pegawai negeri sipil juga tidak mengalami penurunan.
Pasalnya, mereka masih tetap dapat bekerja dengan memanfaatkan aplikasi meeting daring yang bisa diakses dengan mudah melalui gawai yang mereka miliki.
"Ini normalitas baru yang saya kira, saya tidak ingin kembali seperti sebelum krisis. Ingin ini jadi permanen. Efisiensi ini bisa jalan," ujarnya.
Di samping efisiensi anggaran, ia mengakui, pandemi memukul sejumlah industri seperti pertambangan, penerbangan, perhotelan, dan pengolahan.
Namun di sisi lain, terjadi kebangkitan industri terutama yang bergerak pada sektor green industry seperti perikanan, peternakan, kehutanan, dan makanan.
"Artinya, kalau dari peta yang dilihat dari sektor yang positif dan mengalami tekanan, hampir semuanya itu green economy yang sekarang survive. Dan itu situasi yang sangat baik," ucapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/06/14502901/pandemi-covid-19-dinilai-lahirkan-normalitas-baru-yang-positif