Sebagai kepala keluarga, ia harus memutar otak agar tetap dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Ya, sambil kerja serabutan, mungutin barang-barang bekas, botol-botol air mineral, pokoknya apa saja yang bisa dijual, kadang ada orang yang nyuruh ngorek-orek rumput, ya begitu yang saya terima sehari-hari (pasca wabah ini)," kata Saan.
Saan menuturkan bantuan sembako dari pemerintah sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari.
Hal senada juga diungkap penerima bantuan lainnya, Usman (39), yang merasa kesulitan sejak mata pencahariannya ikut terdampak akibat wabah Covid-19.
"Pekerjaan saya sehari-hari itu di sound system, operator Banyak banget pengaruhnya, misalnya ada acara-acara hajatan, jadi dicancel, enggak bisa ngadain acara-acara kaya organ tunggal, apa acara-acara band, untuk sound systemnya enggak bisa," ungkapnya.
Usman membandingkan pendapatan yang ia terima sebelum dan sesudah terjadinya Covid-19.
"Kalau sebelum ada ini ya pendapatan maksimal, ada saja gitu. Enggak seperti sekarang ini. Untuk sekarang ini benar-benar parah deh," tuturnya.
Usman jadi salah seorang yang menerima bantuan dari pemerintah.
Sementara itu, Kementerian Sosial menargetkan penyaluran sembako sebanyak 1,9 juta untuk keluarga rentan terdampak Covid-19 di wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Mensos: Pemda Boleh Beri Bantuan ke Warga yang Sudah Dapat Bansos dari Pusat
Bantuan disalurkan sebanyak enam kali hingga Juni 2020 mendatang.
Mekanisme penyaluran bansos dimulai dari penyediaan dan pengemasan sembako di gudang penyedia barang, kemudian dikirimkan ke rumah keluarga penerima.
Dalam hal ini, Kemensos bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dan ojek guna mempercepat penyaluran hingga sampai ke alamat RT/RW penerima.
Mekanisme ini ditempuh agar penerima bansos tidak keluar rumah di masa pencegahan pandemi Covid-19.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan