JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Operasi Pusat Operasi Aman Nusa II-Penanganan Covid-19 Komjen Agus Andrianto meminta jajarannya menyiapkan personel penanggulangan huru hara (PHH) sebagai antisipasi terjadinya unjuk rasa hingga konflik sosial selama wabah Covid-19.
Arahan itu tertuang dalam surat telegram Kapolri bernomor ST/1183/IV/OPS.2./2020 tertanggal 13 April 2020.
Baca juga: Polri Catat Gangguan Kamtibmas Naik 19,72 Persen Februari hingga Maret
Surat itu ditandatangani Agus yang juga merupakan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.
Telegram tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono.
“Siapkan PHH (Brimob dan Sabhara), sarana prasarana, untuk antisipasi bila terjadi unras (unjuk rasa), kerusuhan, dan konflik sosial atau terjadi eskalasi situasi terburuk di wilayahnya masing-masing,” demikian tercantum dalam surat tersebut.
Baca juga: Polri Klaim Telah 205.502 Kali Bubarkan Massa Selama Wabah Covid-19
Agus juga meminta jajarannya menyiapkan personel terlatih untuk proses pemulasaran jenazah pasien Covid-19, edukasi masyarakat agar tidak ada lagi penolakan.
Arahan lainnya yaitu, memastikan tidak ada blokade jalan yang berdampak pada jalur distribusi kebutuhan masyarakat, menindak penyebar hoaks, hingga membentuk satgas untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Kemudian, di surat telegram berikutnya, bernomor ST/1184/IV/OPS.2./2020, Agus memerintahkan jajarannya menyusun panduan dalam menangani massa sebagai antisipasi terjadinya unjuk rasa hingga konflik sosial.
Agus meminta protokol yang disusun mempertimbangkan terkait penyebaran virus corona.
“Untuk menyusun dan membuat SOP/panduan/cara bertindak bagi pasukan dalmas (pengendalian massa) dan PHH (Brimob dan Sabhara) untuk menangani massa tersebut dengan memperhatikan aspek keselamatan anggota dari penularan,” seperti dikutip dari telegram tersebut.
Baca juga: Polri Diminta Humanis Saat Terapkan PSBB di DKI Jakarta
Saat dihubungi, Agus mengungkapkan bahwa arahan tersebut dibuat untuk mengantisipasi berbagai prediksi sejumlah gangguan.
“Sesuai eskalasi, alternatif CB (cara bertindak) tentu dibuat sesuai skenario prediksi kemungkinan yang terjadi,” ujar Agus, Kamis (16/4/2020).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.