Dalam kurun waktu kurang lebih tujuh tahunan, jabatan sebagai Kasubag Perundang-undangan Biro Hukum (2000-2001) langsung diembannya.
Selanjutnya, berturut-turut menjadi kepala Seksi Pol PP Ditjen Pemerintahan Umum (2001-2004), Kepala Seksi Kerja Sama Antardaerah Ditjen PUM (2004-2006), Kepala Bagian Perundang-undangan Biro Hukum (2006-2008), dan Kasubdit Pembauran dan Kewarganegaraan Ditjen Kesbangpol (2008-2009).
Pengalaman sebagai birokrat ini, tak disia-siakan Gunawan. Ia menghayati betul pekerjaannya itu. Semua jabatan yang disandangnya, ia yakini sebagai amanah Tuhan yang dianugerahkan kepadanya.
Amanah ini akan menjadi ibadah apabila disyukuri dan dijaga betul. Sebaliknya, akan menjadi bencana apabila disalahgunakan. Inilah jargon "mimpi dan perjuangan" yang telah menjadi motto hidupnya itu.
Pada 8 April 2009, di tengah kesibukannya mempersiapkan konferensi jarak jauh kesiapan pemilu 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia mendengar kabar dari Kemendagri bahwa Gunawan akan dilantik sebagai Kepala Sekretariat (kini Sekretaris Jenderal) Bawaslu. Nyaris tanpa rival.
Gunawan adalah sosok yang paling cakap untuk memuncaki lembaga ini. Keesokan harinya, Pada 9 April 2009, Gunawan pun dilantik sebagai Sekretaris Jenderal Bawaslu pada pukul 11 siang. Sejak hari itu, tanggung jawab pengawalan pelaksanaan pemilu di republik ini ada di pundaknya.
Promovendus telah berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para guru besar ilmu politik Universitas Padjadjaran Bandung.
Ketika palu diketuk tanda pengesahan capaian pendidikan tertinggi ini, Gunawan Suswantoro, sang promovendus itu telah resmi meraih gelar Doktor Ilmu Politik.
Satu lagi, insan akademik lahir untuk senantiasa melahirkan ide-ide segar demi kemajuan perpolitikan negeri ini. Namun, Dr Gunawan Suswantoro tetaplah seorang Gunawan yang pekerja keras.
Gelar doktor itu tak membuatnya menjadi seorang yang sindrom akan gelar. Tak sebersit pun dalam pikirannya untuk duduk di singgasana empuk pejabat dan melupakan niat untuk tetap turun ke bawah.
Ia memandang bahwa para penyelenggara pemilu, dengan segala tanggung jawabnya itu, harus diperhatikan pula nasibnya.
Ia memperjuangkan para pengawas pemilu di seluruh Indonesia agar tampil penuh percaya diri dengan kepastian masa depan.
Mereka bukan hanya seorang pegawai ad hoc yang mungkin saja "habis manis sepah dibuang".
Perjuangan Dr Gunawan Suswantoro yang paling berkesan sepanjang hidupnya adalah turut membidani Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang memperkuat posisi dan kewenangan Bawaslu, di antaranya adanya pengawas pemilu permanen di tingkat kabupaten/kota.
Tetap menjadi seorang yang berguna. Itulah kredo diri birokrat multitalenta ini. Sekretariat Jenderal di bawah pimpinan Dr Gunawan Suswantoro menorehkan sejumlah prestasi dan penghargaan, di antaranya meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) empat tahun berturut-turut 2015-2018 dan Anugerah Media Relations Award 2017.
Gunawan juga meraih predikat tertinggi Informatif dalam pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik 2018, meraih Apresiasi Satuan Kerja Terbaik dari KPPN VI Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, dan Pemenang Anugerah Humas Indonesia 2019.
"Saya ingin lembaga kepemiluan di Indonesia dijadikan contoh bagi lembaga kepemiluan di negara lain. Indonesia harus jadi contoh bagi negara-negara demokrasi di negara lain. Kita akan menduniakan Bawaslu," ujar Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Gunawan Siswantoro saat memaparkan visinya.
Terus berkarya, Sang Pejuang Mimpi...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.