Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingatkan Bhayangkara FC Tidak Terlibat Pengaturan Skor, Kapolri: Tak Elok kalau "Jeruk Makan Jeruk"

Kompas.com - 24/02/2020, 14:15 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis berpesan kepada pemain Bhayangkara FC agar tidak terlibat kasus pengaturan skor atau match fixing.

Idham mengingatkan bahwa Polri memiliki Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola yang mengawasi indikasi match fixing.

Ia berharap, tidak ada pemain klub asuhan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Istiono tersebut yang terjerat kasus oleh satgas yang juga merupakan anggota kepolisian.

"Kepada Bhayangkara FC, jangan sampai kamu main atur-atur skor, karena kita ada Satgas Antimafia Bola. Tidak elok juga kalau ada pepatah 'jeruk makan jeruk'," kata Idham di PTIK, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2020).

Baca juga: Sinergi PSSI, PT LIB, dan Polri Berantas Mafia Bola di Liga 1 2020

Kemudian, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu juga berpesan agar para pemain tidak berkelahi dalam pertandingan.

Menurut dia, hal itu akan bertolak belakang dengan tugas anggota kepolisian sebagai pengayom masyarakat.

"Kalau kesebelasan lain bermain ujung-ujungnya pakai berantem, saya minta Bhayangkara FC jangan berantem karena tidak elok masa polisi pengayom masyarakat malah kalah, berantem, apalagi mukul wasit, kira-kira dong ya kan. Itu berarti kau kesebelasan kaleng-kaleng kalau seperti itu," ujar dia. 

Hal itu diungkapkan Idham saat memberi sambutan di acara peluncuran jersey untuk Bhayangkara FC dan Popsivo Polwan. Keduanya merupakan klub olahraga di bawah naungan Polri.

Baca juga: Pesan untuk Bhayangkara FC: Buktikan Bukan Tim Kaleng-kaleng...

Idham pun berharap agar klub tersebut dapat berprestasi dan tetap menjunjung tinggi sportivitas.

"Tetap dalam koridor sportivitas yang dikedepankan sehingga bagian dari tugas umum Polri masalah pembinaan masyarakat juga berjalan dengan baik," kata Idham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com