Secara terpisah, Koordinator Komunitas GUSDURian Banten Taufik Hidayat mengatakan, upaya merefleksikan nilai-nilai pemikiran Gus Dur merupakan suatu keharusan bagi generasi muda.
Pasalnya, generasi muda lah yang kini bertanggung jawab dalam merawat keberagaman identitas Bangsa Indonesia.
“Jadi, istilah anak pesantren salafiyah 'ngalap berkah' (meminta berkah) dengan konsisten merawat pemikirannya yang brilian misalnya menyoal kemanusiaan, kesetaraan, kearifan tradisi bahkan sampai urusan kebangsaan ini,” ujar Taufik.
Sementara bagi Rifqiyudin Anshari, salah satu pegiat Komunitas GUSDURian Banten, meneladani sikap, pemikiran dan nilai perjuangan Gus Dur juga berarti merawat keberagaman serta identitas Bangsa.
Baca juga: Kenangan Yenny Wahid soal Gus Dur yang Sering Bantu Cuci Piring...
Menurut dia, masyarakat harus memahami bahwa seni budaya adalah bahasa kemanusiaan.
“Dia (budaya) lahir bersama kemanusiaan. Kita ingin menunjukan Indonesia itu sangat kaya dengan keberagaman suku dan budaya. Itu identitas bangsa yang harus dijaga dan dirawat,” ucap Rifqi.
Mengingat praktik intoleransi, persekusi hingga pelarangan pembangunan rumah ibadah masih menjadi persoalan, inisiatif sosial di akar rumput tampaknya menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.