Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat soal Konvensi PSI: Perlu Konsisten, Biar Peserta Tak Ditipu

Kompas.com - 18/01/2020, 17:08 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan menilai seleksi terbuka atau konvensi yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menjaring calon kepala daerah perlu konsistensi.

"Konsisten itu bisa dalam proses internal yang ada sekarang. Tapi juga konsisten dalam konteks waktu. Sehingga teman-teman yang ikut ini tidak ditipu, tidak di-PHP, gitu kan," ujar Djayadi usai menjadi panelis independepn konvensi di kantor DPP PSI, Jakarta, Sabtu (18/1/2020).

Konsistensi yang dimaksud Djayadi, ditunjukkan melalui proses penggodokan calon yang akan diusung di internal PSI. Hasil konvensi nanti diharapkan menunjuk salah satu nama yang telah digodok, bukan sosok di luar itu.  

Namun demikian, kaya Djayadi, langkah PSI merupakan upaya positif mentransparansikan partai politik (parpol) saat menjaring calon kepala daerah. Pasalnya, selama ini terjadi jarak antara masyarakat dan parpol.

Baca juga: Putri Maruf Amin Ikut Seleksi PSI untuk Pilkada Tangsel, Bawa Skema Berantas Korupsi

Terutama ketika parpol tidak melibatkan masyarakat dalam kebijakan publik di Indonesia maupun proses politik itu sendiri. Maka tak heran jika masyarakat juga merasa tidak memiliki parpol.

Dengan begitu, sambung Djayadi, parpol harus mencoba mendekatkan diri kepada masyarakat.

"Salah satu kuncinya adalah apa yang dilakukan PSI, yaitu transparansi proses-proses yang ada di partai seperti bagaimana partai memproses pemilihan calon kepala daerah, itu harus transparan," terang Djayadi.

Dia mengatakan, apabila parpol transparan, masyarakat bisa melihat kriteria calon kepala daerahnya. Sehingga, masyarakat merasa parpol tersebut dapat diharapkan.

Dia menegaskan, ketika transparansi dilakukan, perlu diimbangi dengan konsistensi.

"Melalui konvensi tapi kemudian tidak konsisten dengan kriteria yang dia buat sendiri, saya kira itu tantangan bagi partai seperti PSI adalah sudah transparan, maka tantangan berikutnya bagaimana konsisten," terang dia.

Diberitakan, dalam seleksi terbuka pada hari ini diperuntukan bagi kontestan yang bertarung di Pilkada Tangerang Selatan. Sebanyak 18 peserta telah mengikuti seleksi dengan format wawancara.

Baca juga: PSI Ingin Jembatani Calon Kepala Daerah yang Tak Punya Uang

Sementara, pada Minggu (19/1/2020), PSI menggelar seleksi terbuka untuk Pilkada Surabaya.

Sedangkan, panelis independen di antaranya, mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, pakar psikologi politik Hamdi Muluk, ekonom Faisal Basri, mantan Komisioner KPK Bibit Samad Rianto, staf pengajar Nanyang Technological University (NTU) Sulfikar Amir, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, dan Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas.

Kemudian disusul Direktur Eksekutif CSIS Philips Vermonte, Founder Ruang Guru Iman Usman, aktivis anti-korupsi Natalia Soebagjo, politisi senior Abdillah Toha, sineas, Ernest Prakasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com