Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reformasi Birokrasi Bukan Perkara Mudah, Wapres Ungkap Kendalanya

Kompas.com - 14/01/2020, 18:58 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, upaya mereformasi birokrasi bukan perkara mudah. Ma'ruf menyatakan, ada banyak tantangan dalam upaya menjalankan reformasi birokrasi.

Wapres mengatakan, tantangan pertama saat ini ialah merubah struktur birokrasi agar tak terlalu banyak pejabat struktural.

Melalui perampingan birokrasi, pemerintah berupaya menghapus struktur eselon 3 dan 4 menjadi pejabat fungsional.

Baca juga: Pilkada 2020, Gerindra Buka Kemungkinan Usung Menantu Jokowi dan Anak Maruf Amin

"Salah satu menjadi tugas Menpan RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) yaitu melakukan perubahan dari struktural menjadi fungsional," ujar Ma'ruf di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (14/1/2020).

"Ini juga bukan masalah gampang saya kira. Dituntut maksudnya supaya lebih efisien dan lebih efektif kerja sehingga tidak banyak struktural tapi lebih banyak pada fungsional," kata dia.

Tak berhenti di situ, Ma'ruf mengatakan, efisiensi birokrasi juga membutuhkan ASN yang memiliki kompetensi tinggi. Kompetensi tinggi mutlak dimiliki oleh ASN di era industri 4.0.

Baca juga: Putri Maruf Amin hingga Menantu Jokowi Temui Prabowo Minta Dukungan untuk Pilkada

Sebab, lanjut Ma'ruf, pada era industri 4.0, masyarakat membutuhkan layanan yang serba cepat dan tepat. Hal itu membutuhkan para ASN yang tidak gagap teknologi dan mampu merespons cepat kebutuhan publik.

"Kita memang ingin mendorong agar kerja ASN ini lebih baik pada masa yang akan datang dan mampu merespons berbagai tantangan terutama di era 4.0 ini sehingga dituntut memberikan pelayanan yang terbaik," ujar Wapres.

"Karena memang ada kesan seakan birokrasi kita itu tidak atau belum mampu merespons, atau ada kelambatan, ketidaksiapan terhadap tuntutan yang ada," kata Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com