Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ini Komitmen Dompet Dhuafa untuk Jaga Perdamaian Dunia

Kompas.com - 14/12/2019, 10:51 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comDompet Dhuafa berkomitmen menjaga perdamaian dunia. Komitmen itu salah satunya diwujudkan dengan menggelar Youth For Peace Camp 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Acara tersebut dihadiri 30 aktivis muda dari 21 negara, yakni Peru, UAE, Yaman, Bangladesh, Kamboja, Myanmar, Uzbezkistan, Thailand, Suriname, Tanzania, Kenya, Taiwan, Timor Leste, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Jepang, AS, Australia, Hongkong, dan Korea Selatan.

Rangkaian acara pada Youth for Peace Camp 2019 adalah diskusi dan peluncuran Dompet Dhuafa Global Network, Roadmap of Indonesia Role on Internasional Peacebuilding di 30 negara.

Peluncuran itu menjadi langkah Dompet Dhuafa untuk semakin berpartisipasi di bidang kemanusiaan secara internasional.

Baca juga: Bantu Pengungsi Rohingya, Dompet Dhuafa Gandeng Lembaga Non Profit Bangladesh

“Di era 4.0 ini, Dompet Dhuafa yakin banyak orang yang ingin terlibat dalam perdamaian dunia,” kata Executive Director of Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan dalam keterangan tertulis.

Ia melanjutkan, Youth for Peace Camp 2019 juga menjadi momentum meningkatkan kesadaran pemuda sebagai agen perdamaian dan kemanusiaan secara global.

Tangani krisis pengungsi hingga kemanusiaan

Wujud respon Dompet Dhuafa dalam krisis pengungsi hingga kemanusiaan dunia salah satunya saat menangani ratusan etnis Rohingya yang terdampar di Langsa, Aceh sejak 2015.

Mereka mendapat bantuan, baik berupa logistik makanan dan layanan kesehatan yang merupakan amanah para donatur Dompet Dhuafa.

Selain itu, Dompet Dhuafa juga berkontribusi dalam pendidikan pengungsi Rohingya melalui program School for Refugees di Bayeun dan Langsa untuk mengasah keterampilan mereka.

Krisis pengungsi hingga kemanusiaan memang menjadi berita utama di seluruh dunia. Banyak pencari suaka melintasi perbatasan secara ilegal untuk pergi ke negara tetangga, Eropa, atau Asia Tenggara.

Perwakilan dari 30 negara dari layanan global Dompet Dhuafa, melakukan simbolisasi peluncuran layanan tersebut dengan menyentuh layar dan juga membunyikan angklung di Balai Kartini, Jakarta (11/12/2019).Dok. Dompet Dhuafa Perwakilan dari 30 negara dari layanan global Dompet Dhuafa, melakukan simbolisasi peluncuran layanan tersebut dengan menyentuh layar dan juga membunyikan angklung di Balai Kartini, Jakarta (11/12/2019).

Menurut data Badan Pengungsi PBB (UNHCR), pada 2018 terdapat 70,8 juta orang terlantar di seluruh dunia. Sebanyak 29,8 juta orang adalah pengungsi dan hanya 92.400 di antaranya yang dipindah ke tiga negara.

Banyaknya jumlah pengungsi disebabkan konflik di suatu negara. Para pengungsi pun melarikan diri dari negara mereka untuk mencari tempat yang lebih aman dan baik.

Dompet Dhuafa pun tidak hanya menangani krisis kemanusiaan di dalam negeri, tetapi juga di negara-negara lain yang sedang mengalami konflik seperti Palestina.

“Dompet Dhuafa telah mendistribusikan 500 paket makanan per hari kepada anak-anak di negara itu menggunakan mobil khusus layanan dapur umum,” kata Imam.

Baca juga: Gelar Youth For Peace Camp 2019, Dompet Dhuafa Bahas Pemberdayaan Perempuan

Ia melanjutkan, Dompet Dhuafa juga ikut terjun di bencana alam atau kemanusiaan lainnya di luar negeri seperti Somalia, Nepal, Myanmar, Meksiko, dan Filipina.

Hadir dalam acara peluncuran tersebut sejumlah tokoh seperti Direktur HAM dan Urusan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri RI, Achsanul Habib dan Dewan Syariah Dompet Dhuafa, Wahfiudin Sakam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com