JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengaku dirinya perlu dibantu oleh orang-orang yang dikenalnya dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil presiden.
Alasan itulah yang menjadi salah satu pertimbangan Ma'ruf Amin menunjuk delapan orang yang dikenalnya sebagai staf khusus wakil presiden yang diumumkan pada Senin (25/11/2019).
"Saya perlu dibantu oleh orang-orang, terutama tentu yang saya kenal yang tentu punya kemampuan, integritas," kata Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Kamis (27/11/2019).
Kendati demikian, kata dia, mereka yang ingin menjadi staf khususnya cukup banyak. Namun, ia mengaku memilih langsung staf-staf khusus tersebut dengan kriterianya sendiri.
"Saya kenal baik, saya tahu kemampuan, saya juga tahu integritasnya," ujar Ma'ruf.
Baca juga: Beda Gaya Jokowi dan Maruf Amin Saat Umumkan Stafsus
Ma'ruf Amin pun tidak menyangkal sebagian besar para staf khususnya itu berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Namun, ia menyebutkan bahwa ada pula staf khusus yang berasal dari kalangan lain, termasuk orang-orang lama dari wakil presiden sebelumnya, yaitu Jusuf Kalla.
Adapun, delapan orang staf khusus tersebut didominasi dari kalangan Nahdatul Ulama (NU) dengan latar bidang yang berbeda-beda.
Mereka adalah mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir; Staf khusus sejak era Wapres Jusuf Kalla yang akan membidangi masalah hukum, Satya Arinanto.
Kemudian mantan staf khusus Kementerian Pertanian Sukriansyah S Latief; Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lukmanul Hakim; Ketua Harian PBNU Muhammad Imam Aziz; Ketua Harian PBNU Robikin Emhas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.