Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Sudah Disetujui, Dana Abadi Kebudayaan Rp 5 Triliun

Kompas.com - 06/11/2019, 12:41 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

SURAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah lebih masif menggelar kegiatan budaya.

Hal tersebut dibutuhkan agar persoalan kebudayaan yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan turunannya berupa Peraturan Presiden tentang RIPK dan Strategi Kebudayaan bisa terlaksana.

"Dengan terbitnya berbagai regulasi tentang Pemajuan Kebudayaan diharapkan kegiatan di bidang kebudayaan dapat lebih masif lagi dilakukan oleh stakeholder, baik pemerintah, akademisi, maupun masyarakat umum," kata Muhadjir saat memberikan sambutan pada Peringatan Hari Wayang Dunia V dan Hari Wayang Nasional Tahun 2019 di Pendhapa Ageng Mr GPH Djojo Kusumo, Institut Seni Indonesia (ISI), Surakarta, Selasa malam (5/11), dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Serba-serbi Sertijab Menko PMK: Muhadjir Telepon Puan Maharani, Cerita Menteri Bandel, hingga Patung Soekarno di Meksiko...

Muhadjir juga memastikan bahwa dirinya akan tetap mengawal Pemajuan Kebudayaan Nasional.

Bahkan, kata dia, tahun ini sudah ada dana alokasi khusus (DAK) kebudayaan yang jumlahnya terus meningkat setiap tahun.

"Sudah disetujui juga adanya dana abadi kebudayaan sebesar Rp 5 triliun," kata dia.

Baca juga: Wayang for Student, Gapai Para Milenial Naik ke Pentas Wayang...

Dalam acara peringatan Hari Wayang Dunia tersebut, Muhadjir menyebutkan bahwa wayang merupakan salah satu kebudayaan yang harus dilestarikan.

"Karena wayang adalah ekspresi budaya, dan budaya pada dasarnya ada di dalam ide dan pikiran," kata dia.

Dalam acara tersebut hadir pula Rektor ISI Guntur, dalang senior Ki Manteb Sudharsono, para budayawan, para sivitas akademika ISI Surakarta, serta masyarakat umum.

Kompas TV Jika biasanya kita mengenali kesenian wayang dengan bahan baku kulit atau yang biasa disebut dengan wayang kulit. Namun di Surabaya, terdapat seorang perajin wayang tradisonal yang tidak menggunakan kulit sebagai bahan baku utamanya, melainkan menggunakan sampah kardus bekas. Ialah Sumino, kakek 73 tahun yang berhasil menyulap sampah kardus bekas menjadi berbagai karakter atau tokoh pewayangan di Indonesia. Inovasinya ini terdorong dari biaya pembuatan wayang kulit yang dirasa cukup mahal sehingga membuat Sumino mencari alternatif bahan baku lain seperti sampah kardus bekas yang banyak ditemui di lingkungannya. Mulanya, kardus bekas yang telah dipilih terlebih dahulu digambar polanya sesuai karakter wayang yang diinginkan. Kemudian dipotong, digambar motif, lalu diwarnai hingga menyerupai wayang kulit. Kreativitasnya tersebut bermula dari keinginannya untuk melestarikan kesenian tradisional wayang, khususnya di sekitar tempatnya tinggalnya yakni didaerah Panjang Jiwo, Surabaya. Hal ini sekaligus sebagai upaya kreatif daur ulang mengingat banyaknya sampah kardus yang berserakan dan tidak terpakai oleh warga di tempat tersebut. #WayangKardus #WayangdariSampah #SampahKardusBekas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com