Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Disebut Bisa Jadi Ancaman di Internal Kabinet

Kompas.com - 06/11/2019, 08:52 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, mengatakan safari politik yang dilakukan Partai Nasdem bisa menjadi ancaman bagi internal kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia mengistilahkan kondisi ini sebagai langkah partai koalisi yang mulai melirik partai di luar lingkaran.

"Ancaman yang paling bahaya itu dari internal sebenarnya. Ada yang sudah mulai melirik partai-partai lain dan sebagainya," ujar Jerry usai mengisi diskusi di Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2019).

Baca juga: Ketua DPP: Surya Paloh Tetap Pimpin Nasdem 5 Tahun ke Depan

Menurut Jerry, sebagai sebuah partai, langkah Nasdem itu tidak salah. Dalam hal ini, Nasdem sedang melakukan branding sehingga performanya semakin naik pascapilpres.

Namun, manuver Nasdem ini pun diprediksi bisa melemahkan koalisi pemerintah.

"Jadi seakan-akan nanti ada tarik ulur dalam pengambilan keputusan, bahwa ada parpol koalisi yang beroposisi," lanjut Jerry.

Safari politik ke sejumlah partai, kata dia, sebenarnya tidak dilarang.

Namun, selama belum menjadi oposisi, Jerry menyarankan Nasdem tetap menjaga kekompakan di antara parpol koalisi pemerintah.

"Silakan saja bersafari politik yang penting tidak membuat koalisi gaduh. Jika koalisi mengkritik koalisi tentu ada kondisi yang kurang santun, " tuturnya.

Lebih lanjut, Jerry memprediksi jika manuver yang dilakukan Nasdem saat ini merupakan bagian dari politik sandiwara sebagai hitung-hitungan untuk Pilpres 2024.

Di sisi lain, merujuk kepada pernyataan politik Nasdem belakangan ini, lebih mengarah kepada kekecewaan atas komposisi kabinet Jokowi.

"Belum bisa disinyalir Nasdem keluar, tapi ada arahan ke sana. Mungkin (kecewa) karena ada pihak lawan (Gerindra) masuk ke dalam pemerintahan, kemudian kecewa karena jatah menteri yang didapat lebih sedikit dan bukan pada posisi-posisi utama, " tuturnya.

"Jika permintaan proposal ditolak, tentu ada kekecewaan, " tambah Jerry.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan, pihaknya akan bertemu dengan PAN akhir November.

Selain itu, Nasdem juga akan bertemu dengan Partai Demokrat tetapi waktunya belum terjadwalkan secara pasti.

Baca juga: Ketua DPP: Anies Baswedan Orang Dalam Nasdem, Tidak Asing

Willy menuturkan, sudah berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno terkait rencana pertemuan ini.

"Dengan PAN kita akan ketemu akhir November. Sementara saat ini kita lagi sibuk sebab akan menggelar hajatan kongres pada pekan depan," ujar Willy kepada wartawan usai mengisi diskusi di Kedai Sirih Merah, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2019) lalu.

Rangkaian safari politik ini diawali Nasdem dengan berkunjung ke DPP PKS pada Rabu (30/11/2019). Saat itu rombongan elite Partai Nasdem yang dipimpin Ketua Umum Surya Paloh disambut oleh Presiden PKS, Sohibul Iman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com