JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menegaskan bahwa partainya ingin membangun kesepahaman dengan Partai Nasdem, meski berbeda sikap politik.
Seperti diketahui PKS tetap memilih menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan.
Sedangkan Nasdem merupakan salah satu parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Baca juga: Surya Paloh: Ada Kemungkinan Nasdem Berhadapan dengan Pemerintah
Hal itu diungkapkan Sohibul seusai bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
"(Pertemuan dengan Surya Paloh) merupakan proses awal. Tujuannya satu saja, membangun kesepahaman," ujar Sohibul.
Sohibul menegaskan bahwa dalam pertemuan itu dirinya dan Paloh belum membicarakan secara detail terkait langkah-langkah politik ke depan.
Namun, tidak menutup kemungkinan, Nasdem dan PKS akan berkoalisi, misalnya dalam kontestasi di Pilkada 2020.
"Nanti setelah ini tentu nanti kita akan komunikasi, nah nanti komunikasi itu lah kita mungkin ada peluang-peluang untuk kita bekerja sama misalnya di pilkada," tuturnya.
Pertemuan dilakukan untuk membangun komunikasi politik di antara partai-partai tersebut.
"Tetapi rencana kita sudah ada bahwa kita nanti minimal paling logis untuk PKS hari ini adalah bagaimana kita bisa membangun komunikasi dengan teman-teman yang memang hari ini tidak terwakili di pemerintahan. Misalnya, kami bisa berkomunikasi dengan Demokrat dan PAN," kata Sohibul.
Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar satu jam itu, PKS dan Nasdem sepakat untuk memperkuat fungsi check and balance di DPR.
Hal ini menjadi salah satu dari tiga poin kesepahaman yang dibacakan oleh Sekjen PKS Mustafa Kamal.
Mustafa mengatakan, fungsi check and balance sangat penting untuk menciptakan demokrasi yang sehat dan mengatasi tantangan bangsa Indonesia ke depannya.
Baca juga: Nasdem dan PKS Sepakat Perkuat Fungsi Check and Balance di DPR
Poin kedua, Nasdem dan PKS sepakat untuk menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalanlan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Ketiga, mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa, yakni antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agama dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.