Kariernya di Astra hanya bertahan 11 tahun. Ia kemudian mundur dari jabatan terakhir Senior General Manager atau setingkat direktur di anak usaha Astra.
Saat itu, Trenggono menangkap peluang membangun bisnis sendiri di bidang penyedia infrastruktur telekomunikasi, yakni menara.
Sekitar tahun 1998, ia melihat banyak korporasi milik konglomerat hancur diterpa krisis ekonomi.
Baca juga: Jokowi Tunjuk Dua Dirut BUMN jadi Wamen Erick Thohir
Namun di sisi lain, ia melihat ada peluang yang potensial dikembangkan dan belum banyak dilirik orang.
Ia memprediksi selepas tahun 2000-an, Indonesia akan memasuki era teknologi mobile telekomunikasi. Hal itu mendasar pada munculnya operator seluler dan pengguna ponsel yang terus tumbuh.
Ia berkesimpulan, pasti kebutuhan telekomunikasi mobile akan makin besar di masa mendatang sehingga perlu ditangkap peluang membangun infrastrukturnya, yaitu menara.
Melalui bendera PT Solusindo Kreasi Pratama dan PT Tower Bersama Infrastruktur, Trenggono menjadi salah satu taipan dalam bisnis telekomunikasi.
Perusahaannya menjadi yang terbesar di bidangnya se-Indonesia dengan kepemilikan lebih dari 14.000 menara.
Baca juga: Profil Singkat Surya Tjandra, Dosen Hukum Calon Wamen ATR/BPN
Meski demikian, Trenggono tidak larut dalam kehidupan glamor. Ia tetap bersahaja.
Siapa sangka, Trenggono mengatakan bahwa tujuan hidupnya hanyalah ingin bekerja dengan baik, merintis karier profesional dan bermanfaat bagi banyak orang.
Kini, mahasiswa yang menjual kambing demi meneruskan kuliahnya itu dipercaya menjadi wakil menteri.
Ia beserta 11 wakil menteri lainnya dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/11/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.