Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekonsiliasi Pasca-Pilpres yang Berujung Pembagian Jatah Kursi Menteri

Kompas.com - 22/10/2019, 10:25 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang pengumuman susunan kabinet, Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah tokoh ke Istana Kepresidenan, Senin (21/10/2019). Mereka yang diundang berpeluang besar menduduki jabatan pada pemerintahan periode 2019-2024.

Salah satunya, rival politik Jokowi pada Pilpres 2019 lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ia datang bersama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo.

Seusai pertemuan, Prabowo mengaku diminta Presiden Jokowi menjadi menteri di bidang pertahanan. Ia juga memastikan Partai Gerindra memperoleh jatah dua kursi menteri.

Baca juga: PPP Yakin Prabowo Tak Akan Khianati Jokowi

Jatah dua kursi menteri untuk Partai Gerindra tidak bisa dilepaskan dari wacana rekonsiliasi pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas sengketa hasil Pilpres 2019.

Saat itu tersiar kabar Presiden Jokowi akan bertemu dengan Prabowo untuk menurunkan ketegangan para pendukungnya pasca-pilpres.

Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan pertemuan keduanya akan dilakukan pada Juli.

Kabar pertemuan itu menuai pro dan kontra. Mereka yang menolak kebanyakan berasal dari kelompok pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga.

Sementara pihak yang pro menekankan pentingnya proses rekonsiliasi sosial agar masyarakat tak lagi terpecahbelah. Artinya, pertemuan itu jangan hanya digunakan sebagai ajang untuk berbagi kekuasaan atau jatah kursi menteri.

Baca juga: Pengakuan Para Calon Menteri, dari Nadiem Makarim Hingga Prabowo Subianto

Andre pun meminta agar sejumlah pihak tidak memandang pertemuan tersebut sebagai upaya Prabowo untuk meminta jabatan menteri dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin periode 2019-2024.

Andre menegaskan bahwa pertemuan itu murni sebagai wadah untuk bersilaturahim.

"Saatnya kita bergandengan tangan bersatu kembali untuk membangun bangsa. Artinya bahwa silaturahim itu bukan diartikan Pak Prabowo dapat kursi menteri ya ataupun politik dagang sapi. Tapi kita bergandengan tangan merajut kebersamaan sebagai anak bangsa," kata Andre.

Pertemuan MRT

Pertemuan Jokowi-Prabowo akhirnya terlaksana pada Sabtu (13/7/2019) di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Mereka sempat berpelukan dan bersalaman ketika bertemu. Prabowo pun sempat memberikan hormat kepada Presiden Jokowi.

Keduanya kompak mengenakan kemeja berwarna putih.

Baca juga: Gerindra: Kami Tidak Mengejar-ngejar Kursi Menteri...

Mereka sempat berbincang sebentar dan tertawa. Namun tidak terdengar apa yang mereka bincangkan.

Setelah itu Presiden Jokowi dan Prabowo sama-sama menaiki MRT kemudian bertolak ke stasiun Senayan.

Seusai memberikan pernyataan pers selama sekitar 10 menit, Jokowi dan Prabowo berjalan kaki menuju mal FX, Senayan, untuk santap siang bersama.

Menurut Prabowo, pertemuan di atas MRT itu digagas oleh Presiden Jokowi.

Saat memberikan keterangan, Prabowo mengakui dirinya telah bersaing secara keras dengan rivalnya Presiden Joko Widodo. Tak jarang mereka pun saling melontarkan kritik.

Namun, kata Prabowo, hal itu dilakukan dalam kerangka politik dan demokrasi.

Baca juga: Rangkaian Cerita Kubu Prabowo di Balik Pertemuan MRT dengan Jokowi..

"Jadi kalau kita kadang-kadang bersaing, kadang-kadsng saling mengritik itu tuntutan politik dan demokrasi," ujar Prabowo.

Meski saling melontarkan kritik, Prabowo menegaskan hal itu tidak menghilangkan hubungan persahabatannya dengan Presiden Jokowi.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, pertemuannya dengan Presiden Jokowi merupakan momen untuk menyampaikan hal-hal baik untuk membangun bangsa.

"Kita tetap dalam kerangka keluarga besar RI. Kita sama-sama anak bangsa. Kita sama-sama patriot dan sama-sama ingin berbuat terbaik untuk bangsa," kata Prabowo.

Tak Lagi Oposisi

Pertemuan MRT itu kemudian dibahas dalam Rapat Dewan Pembina Partai Gerindra di kediaman Prabowo, di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/7/2019).

Selain membahas hasil pertemuan dengan Presiden Jokowi, Prabowo juga akan membahas dua opsi sikap partainya dalam lima tahun ke depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com