Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur di Pintu Bus hingga Jabat Menteri, Ini Kisah Hidup Hanif Dakhiri

Kompas.com - 20/10/2019, 13:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang berakhirnya periode pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, politikus PKB Hanif Dakhiri menceritakan kisah hidupnya, dari tidur di pintu bus saat bertandang ke Ibu Kota, hingga dipercaya menjadi Menteri Tenaga Kerja.

Tepatnya Sabtu (19/10/2019), Hanif mengunggah kisah singkat hidupnya melalui akun Facebook resmi, M Hanif Dakhiri.

Unggahannya itu diberi judul, "Terima Kasih".

"Awal 1997, saya berangkat ke Jakarta, dipanggil Pak Matori Abdul Jalil, Ketum @dpp_pkb pertama & Menteri Pertahanan Kabinet Ibu Megawati Soekarnoputri," tulis Hanif sebagai pembuka unggahannya.

Baca juga: Hanif Dhakiri Lepas Kontingen ke World Beach Game 1

Saat itu, Hanif baru sekitar satu tahun setelah lulus kuliah.

Ia berangkat ke Ibu Kota menaiki bus trayek Solo-Jakarta dari Salatiga dengan ongkos seharga Rp 8.000.

"Dan saya tertidur di pintu tangga bus yang penuh penumpang," tulis Hanif.

Bekal yang ia bawa tidak banyak. Hanya tas ransel warisan kuliah, beberapa potong kaos dan celana jins.

Sesampainya di Jakarta, Hanif muda tinggal di kantor ISIS atau Institute for Social Institutions Studies, yayasan sosial politik yang didirikan Matori dkk di kawasan Cawang, Jakarta Timur.

Hanif tidak tidur di kasur. Ia biasa tidur di etas meja rapat kantor, persis di bawah kipas angin yang terpasang di tengah langit-langit.

Jakarta bagi Hanif muda, sangat panas. Berbeda sekali dengan kampung halamannya di Salatiga yang sejuk lantaran berada di dekat lembah Gunung Merbabu.

"Bantal tidur saya istimewa, namanya Yellow Pages, buku telepon sangat tebal yang dulu itu pasti dimiliki rata-rata kantor, bahkan rumah tangga," lanjut Hanif.

Baca juga: Ini Alasan Jokowi Tunjuk Hanif Dhakiri sebagai Plt Menpora

Aktif di PKB membawa Hanif kian matang dalam berpolitik.

Sekitar 17 tahun kemudian, Joko Widodo yang memenangkan Pilpres 2014, mempercayai Hanif menjadi Menteri Tenaga Kerja.

"Tentu ini kehormatan luar biasa buat saya dan keluarga besar di kampung, terutama Abah yang guru SD dan pekerja serabutan, serta ibu saya yang pernah menjadi TKI di Arab Saudi selama sekitar enam tahun," tulis Hanif lagi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com