Kemudian, setiap warganet bisa berperan sebagai layaknya 'wartawan' yang mampu membuat, menyampaikan, mendistribusikan informasi, meski kebenarannya diragukan dan tak sesuai kenyataan.
"Terus ada celebrity culture di era medsos. Semua pengen jadi selebritas, eh gue harus tampil paling pinter, paling tahu, paling tepat paling terdepan. Ini bahaya. Bisa lahir itu keyboard warriors, yang main WA, enggak usah belajar bawa pesawat tempur, bawa kapal perang," kata dia.
Tak heran, media sosial bisa menentukan nasib suatu negara. Connie merujuk pada fenomena Arab Spring yang terjadi di sejumlah negara, seperti Mesir, Libya dan Tunisia.
Baca juga: Pakar Digital: Aksi Mahasiswa Pengaruhi Viralnya Penolakan RKUHP di Medsos
"Kita mesti pikir kalau dunia siber, dunia internet dunia medsos, itu menjadi suatu area perang itu artinya nasib sebuah negara, sebuah kepemimpinan itu bisa ditentukan bukan dengan senjata lagi. Tapi oleh gadget di tangan kita semua," kata dia.
"Semua orang bisa jadi bebas mencari kekuasaan. Kalau menang perang secara online dia bisa memengaruhi hasil perang offline. Contohnya apa? Arab Spring, yang semua bermula dari medsos gerakannya," tutur Connie.
Dengan demikian, ia menilai negara perlu hadir untuk mengubah pola penggunaan media sosial yang bersifat destruktif.
"Negara harus hadir dan mengubah pola destruktif penggunaan medsos. Yang mesti kita pikir itu antisipasi," kata Connie.
Baca juga: Tangkap Para Aktivis, Polisi Diminta Tak Anti Kritik di Medsos
Meski demikian, kata dia, pendekatan yang digunakan tak sekadar pendekatan pragmatis seperti memutus atau membatasi akses internet dan media sosial.
"Negara ini kan enggak serta-merta oh ada ribut di situ, matiin internetnya, oh ribut di sini matiin di sini, enggak bisa. Harus ada strategi dan kebijakan yang holistik. Kemenhan dan TNI harus lebih serius memikirkan perlindungan, pengendalian teknologi dan bagaimana anggarannya, untuk mengantisipasi hal semacam itu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.