Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Belum Ada Rencana Evakuasi Satwa yang Terdampak Asap Karhutla

Kompas.com - 16/09/2019, 16:58 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan belum ada rencana evakuasi terhadap satwa yang terancam kelangsungan hidupnya akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Biro Humas KLHK Djati Wijaksono menyatakan, hingga saat ini pihaknya belum melakukan upaya evakuasi satwa karena dampak karhutla belum signifikan terhadap kelangsungan hidup satwa.

"Belum ada rencana evakuasi. Kita punya dokter hewan di masing-masing lokasi karhutla untuk memastikan apakah dampak karhutla sudah berbahaya atau tidak," kata Djati saat ditemui di Gedung KLHK, Jakarta, Senin (16/9/2019).

Baca juga: Soal Ibu Kota Baru, KLHK Akan Fokus Pemulihan Lingkungan

 

Djati menyebutkan, pihaknya sudah mendapatkan informasi dari Borneo Orangutan Survival (BOS) di Balikpapan, Kalimantan Timur, bahwa tidak ada titik api maupun karhutla di dekat wilayah konservasi.

Namun demikian, lanjutnya, bau asap karhutla sudah tercium di sekitar wilayah BOS.

"Tidak ada kebakaran di wilayah BOS. Tapi memang ada tercium asap karhutla yang sudah sampai ke wilayah tersebut," sambungnya.

Baca juga: KLHK Segel 19 Konsesi Lahan di Kalbar, Ini Sebabnya...

Sebelumnya, karhutla yang terjadi di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan kembali menjadi perhatian.

Pemberitaan Kompas.com, 15 September 2019 menyebutkan, kabut asap dari karhutla menyebabkan setidaknya 20.000 warga Kalimantan Selatan terkena Infeksi Saluran dan Pernapasan Atas (ISPA).

Tak hanya aktivitas manusia yang terganggu, karhutla juga berdampak pada kelangsungan hidup hewan, termasuk satwa yang terancam punah seperti orangutan.

Bahkan, api kebakaran menjalar hingga ke pusat rehabilitasi orangutan.

Baca juga: Tanpa Pembuktian, KLHK Sidik 3 Perusahaan Sawit Terkait Karhutla

Manager Anti Kejahatan Satwa Liar Centre for Orangutan Protection (COP) Daniek Hendarto mengatakan, COP saat ini tengah fokus menangani api yang mulai memasuki wilayah rehabilitasi.

"Karena pusat rehabilitasi orangutan kami juga terdampak api di mana api sudah mulai masuk di hutan yang menjadi area pusat rehabilitasi kami," kata Daniek saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Dia menambahkan, wilayah pusat rehabilitasi yang dikelola oleh COP, yakni COP Borneo, berada di wilayah Berau, Kalimantan Timur.

Saat ini, lokasi rehabilitasi COP Borneo menampung 17 orangutan.

Kompas TV Pihak pengelola kebun binatang memastikan akan memperketat pengawasan terhadap satwa dan para pengunjung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com