Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Potensi Unjuk Rasa di Papua Menurun, Tapi...

Kompas.com - 12/09/2019, 20:43 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengonfirmasi, potensi unjuk rasa disertai aksi anarkis di Papua dan Papua Barat sudah menurun.

Meski demikian, kini kepolisian mengantisipasi potensi ancaman gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang bersumber dari kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Demikian diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat ditemui di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2019).

"Kalau ancaman (unjuk rasa) itu sudah kecil ya. Tapi kami coba mendalami isu KKB. Isu KKB akan turun (ke masyarakat), KKB menyerang masyarakat, melakukan intimidasi. Itu harus diantisipasi maksimal," ujar Dedi.

Baca juga: Fadli Zon Setuju Pemekaran Wilayah Papua dan Papua Barat

Apalagi, kepolisian sudah mencium adanya peran asing rangkaian unjuk rasa dan kerusuhan di Papua dan Papua Barat, beberapa waktu lalu.

Bahkan, kepolisian juga sudah mengidentifikasi bahwa asing akan campur tangan di dalam aksi yang rencananya dilaksanakan 1 Desember 2019 mendatang.

Oleh sebab itu, Dedi memastikan bahwa personel Polri yang sudah ditugaskan di Papua dan Papua Barat belum akan ditarik demi tetap menjaga situasi kondusif.

Sebagai informasi, 1 Desember menjadi hari ulang tahun Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM).

Baca juga: Polri Benarkan Tangkap Wakil Ketua ULMWP terkait Kerusuhan Papua

Pihak asing tersebut juga diduga merancang kerusuhan agar dapat membawa isu HAM ke sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dedi melanjutkan, salah satu sasaran terduga dalang kerusuhan tersebut, adalah sidang umum PBB di New York pada 23-24 September 2019.

"Agenda setting mereka (sampai) 1 Desember. Itu kita mitigasi secara maksimal. Tanggal 23-26 September ada sidang umum PBB di New York. Itu harus betul-betul dimitigasi secara maksimal," ujar Dedi.

"Betul-betul situasi Papua harus dalam situasi kondusif. Jadi kehadiran TNI-Polri di Papua dalam rangka menciptakan situasi yang kondusif," lanjut dia.

Baca juga: Tokoh Agama Papua Apresiasi Kehadiran Panglima TNI dan Kapolri di Jayapura

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan bahwa ada sejumlah organisasi yang melatarbelakangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Dua di antaranya adalah United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

"ULMWP dan KNPB bertanggung jawab atas kejadian ini. Mereka yang produksi hoaks itu," ujar Tito saat berkunjung ke Jayapura, Papua, Kamis (5/9/2019). 

 

Kompas TV Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, bersama seluruh elemen masyarakat di Mimika, Papua, menggelar deklarasi damai, menolak segala bentuk rasisme dan ujaran kebencian. Ada 10 poin dalam deklarasi damai yang dibacakan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob.<br /> Diantaranya, menolak segala bentuk tindakan dan perilaku yang mengandung ujaran kebencian dan rasisme.<br /> Serta menolak segala bentuk upaya dan tindakan yang bertujuan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com