JAKARTA, KOMPAS.com - Penasihat KPK Muhammad Tsani turut berorasi dalam unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang KPK di depan Gedung KPK Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Unjuk rasa itu sendiri digelar mahasiswa dari sejumlah universitas, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Trisakti, Universitas Negeri Jakarta, dan Institut Pertanian Bogor.
"Save KPK rekan-rekan. Kita memang menghadapi periode paling sulit. Saya mempelajari periode KPK, tetapi ini paling sulit karena KPK dilemahkan dari dua sisi yang utama," teriak Tsani menggunakan mikrofon.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa di Bali Gelar Aksi Tolak Revisi UU KPK
Meski berbaur dengan mahasiswa, Tsani tampak berbeda. Ia mengenakan kemeja batik lengan panjang, sementara mahasiswa tampak mengenakan baju bebas, banyak pula yang mengenakan jaket almamaternya.
Tsani berorasi di atas panggung kecil yang dibuat di halaman KPK. Latar belakang panggung itu adalah gedung KPK.
Ia melanjutkan, pelemahan yang pertama dilakukan secara kelembagaan, yakni dengan merevisi UU KPK. Kewenangan dan tata kelola organisasi lembaga antirasuah itu akan dilemahkan secara sistematis melalui revisi UU KPK itu.
"Kedua, di saat yang sama, juga dilakukan pelemahan dari dalam (capim KPK). Orang-orang ini yang kemudian menghancurkan KPK dari dalam," teriak Tsani disambut sorak sorai mahasiswa.
Baca juga: Beda Sikap Jokowi soal Revisi UU KPK, Sebelum dan Setelah Pilpres...
Oleh sebab itu, Tsani mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan dukungan moril kepada KPK dengan cara menolak revisi UU KPK sekaligus calon pimpinan KPK yang diduga bermasalah.
"Saya meminta kepada semuanya yang masih punya hati nurani, pakai akal sehatnya untuk bersama-sama memberikan kekuatan kepada KPK," lanjut Tsani sambil mengepalkan tangan ke udara.