Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Menghadapi Polisi Senior Korupsi, Antam Jawab "Hajar"

Kompas.com - 27/08/2019, 13:11 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Irjen Antam Novambar berjanji akan menindak oknum polisi yang diduga kuat melakukan tindak pidana korupsi apabila terpilih menjadi komisioner KPK.

Komitmen itu diungkapkan dalam wawancara dan uji publik capim KPK yang digelar Panitia Seleksi Capim KPK di Gedung I, Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (27/8/2019).

Awalnya, Ketua Pansel Yenti Garnasih bertanya kepada Antam soal apa yang akan dilakukan Antam apabila menjadi komisioner KPK dalam menghadapi polisi senior yang diduga melakukan praktik korupsi. 

"Kalau ada oknum polisi senior jadi tersangka, Bapak berani tinggalkan atribut Bapak semua di sana?" tanya Yenti.

"Hajar," jawab Antam.

Baca juga: Antam Novambar: KPK Tidak Berhasil...

Anggota Pansel Diani Sadia Wati juga bertanya hal serupa. Hanya, perspektif pertanyaannya merujuk pada informasi bahwa Antam dekat dengan kalangan pengusaha.

"Apa langkah Bapak kalau jadi pimpinan KPK? Kami banyak masukan dari masyarakat bahwa Bapak banyak berkaitan dengan pengusaha-pengusaha. Integritas sangat penting. Kejujuran jadi pegangan," ujar Diani.

"Bagaimana Bapak melihat kalau jadi pimpinan KPK pembenahan apa yang akan Bapak lakukan? Bagaimana Bapak dianggap mengancam jadi backing dan lainnya? Apa bersedia melepas semua hubungan itu?" lanjut dia.

Antam langsung menjawab, "Itu harus".

"Saya akan taat pada semua aturan yang ada di KPK. Jika saya di sana, mau tidak mau wajib saya taat kepada UU yang mengharuskan saya melakukan itu," kata dia.

Baca juga: Uji Publik Capim KPK, Antam Novambar Klarifikasi Tudingan Intimidasi Penyidik

Diketahui, Antam saat ini masih menjabat Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Wakabareskrim) Polri.

Wawancara dan uji publik ini dilaksanakan selama tiga hari, yakni dari 27 hingga 29 Agustus 2019.

Sebanyak 20 orang capim KPK yang lolos seleksi profile assessment melanjutkan tahap seleksi ke tes kesehatan pada Senin (26/8/2019) dan dilanjutkan dengan tahapan ini.

Nanti dari 20 orang tersebut akan dipilih 10 orang yang diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Kompas TV Panitia seleksi calon pimpinan KPK, menanggapi pernyataan penasihat KPK Muhammad Tsani Annafari, yang mengancam akan mundur dari jabatannya, jika ada pimpinan KPK terpilih yang memiliki cacat etik.<br /> <br /> Anggota pansel KPK, Hendardi meminta agar Tsani tidak mengancam pansel capim KPK yang tengah bertugas. Tak hanya itu, Hendardi juga mempersilakan jika Tsani ingin mengundurkan diri dari jabatannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com