Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kita Terjerat dengan Aturan yang Dibuat Sendiri

Kompas.com - 21/08/2019, 09:17 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo kembali mengkritik banyaknya aturan yang justru menghambat Indonesia dalam mencapai kemajuan.

Kali ini, Jokowi menyampaikannya saat membuka Muktamar V PKB di International Convention Centre Westin Resort, Badung, Bali, Selasa (20/8/2019).

"Terlalu banyak diatur, banyak peraturan, pergub, perda, dan lain-lain. Kita terjerat diri kita sendiri," kata Jokowi.

"Kita mau putuskan sesuatu diingatkan, undang-undang bilang enggak boleh. Mau cepat, perpres enggak memperbolehkan," ujarnya.

Baca juga: Intonasi Pidato Jokowi Meninggi Saat Singgung soal Regulasi yang Ruwet

Ia membandingkan perizinan usaha di Uni Emirat Arab dengan Indonesia yang bedanya bagaikan langit dan bumi saat masih menjadi pengusaha.

Di Uni Emirat Arab, perizinan usaha sangat sederhana. Menurut Jokowi, tidak ada prosedur yang berbelit-belit.

"Di Dubai saya pernah rasakan, 17 tahun lalu investasi izin ke pusat ekonominya. Datang bawa syarat, 50 meter ke kantor sebelah, tanda tangan di sana, lalu kembali ke meja tadi. Datang lagi, lalu izin selesai, 17 tahun lalu itu," ucap Jokowi.

Baca juga: Jokowi: 1980-1985 Orang Dubai Naik Mercy dan BMW, Kita Masih Kijang...

Namun, Jokowi kemudian membandingkannya dengan perizinan di Indonesia yang makan waktu lama, bahkan untuk kepentingan publik.

"Kita di sini, lima tahun yang lalu izin pembangkit listrik, enam tahun belum selesai. Saya kejar, potong 259 izin, urus satu saja segitu," kata Jokowi.

"Bagaimana bisa cepat. Sekarang 58 izin, tapi tetap saja masih tahunan, lama mengurusnya," ucap Presiden.

Baca juga: Jokowi: Regulasi yang Ruwet Harus Kita Pangkas

Jokowi mengatakan berbagai hal yang menghambat Indonesia mencapai kemajuan harus dihilangkan. Karena itu, ia berpesan kepada legislatif agar tak terlalu banyak membuat undang-undang.

Ia menginginkan legislatif hanya sedikit membuat undang-undang tetapi berkualitas sehingga bisa menjangkau seluruh permasalahan.

"Enggak usah buat undang-undang banyak. Sedikit tapi berkualitas. Saya sudah sampaikan pada asosiasi DPRD agar enggak buat banyak perda. Satu atau dua tapi kualitas baik, lindungi kepentingan negara dan rakyat," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com