Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: 1980-1985 Orang Dubai Naik Mercy dan BMW, Kita Masih Kijang...

Kompas.com - 21/08/2019, 09:05 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo tidak bosan mengingatkan seluruh elemen masyarakat bahwa kecepatan merupakan kunci Indonesia menjadi bangsa yang maju.

Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka Muktamar V PKB di International Convention Centre Westin Resort, Badung, Bali, Selasa (20/8/2019).

Ia menyampaikan pesan tersebut melalui kisahnya berbincang empat mata dengan Emir Dubai Syekh Mohammed, empat tahun silam, saat ia sedang melakukan kunjungan kerja ke Dubai, Uni Emirat Arab.

Jokowi bercerita, awalnya Syekh Mohammed tiba-tiba mengajak Presiden Jokowi untuk masuk ke dalam mobil mewah. Syekh Mohemmed sendiri yang menjadi sopir.

Baca juga: Swasta Enggan Investasi Bangun Rumah Sakit di Pelosok, Ini Sebabnya

Jokowi mengaku cukup terkejut dengan ajakan itu. Sebab protokoler kepresidenan telah menyiapkan mobil beserta pengamanannya.

"Syekh Mohammed bilang, izin dulu ke Paspampres. Saya enggak izin karena pasti enggak boleh. Saya langsung naik saja," ujar Jokowi lantas disambut tawa peserta muktamar.

"Yang di belakang saya (Paspampres dan protokol kepresidenan) begini (saling menoleh)," lanjut Jokowi menunjukkan ekspresi Paspampres dan protokol kepresidenan yang kebingungan.

Baca juga: PDI-P Dukung Jokowi Bentuk Kementerian Ekonomi Kreatif dan Investasi

Jokowi mengatakan, peristiwa itu mencontohkan luwes dan cepatnya keprotokolan di Uni Emirat Arab beradaptasi dengan dunia yang baru.

Keluwesan dan kecepatan juga terjadi pada sektor ekonomi di Dubai sehingga investor gampang dalam menanamkan modalnya.

Imbasnya, perekonomian di negara itu meningkat drastis dari tahun ke tahun.

"Uni Emirat Arab punya minyak dan gas. Tapi kita punya kayu, minerba, punya batu bara, emas, nikel, bauksit tembaga. Mereka enggak punya. Sekarang income per kapita mereka 43.000 dollar AS. Kita 4.000 dollar AS," ujar Jokowi.

"Uni Emirat Arab bisa cepat melompat. Tahun 1960 mereka dari Dubai ke Abu Dhabi naik unta. Ini Syekh Mohammed sendiri yang bilang. Kita naik Holden dan Impala. 1970 mereka naik truk dan pick up, kita naik Kijang. Tapi 1980-1985 di sana lompat, Mercy, BMW. Kita masih naik Kijang. Kuncinya kecepatan," lanjut dia.

Baca juga: Total Investasi Esemka Rp 600 Miliar Tanpa Ada Campur Tangan Jokowi

Salah satu hal yang disorot Jokowi di Indonesia adalah ruwet serta tumpang tindihnya izin investasi.

Meskipun sudah banyak izin yang dipangkas, namun rupanya hal itu saja belum cukup untuk mendongkrak investasi yang berimbas pula pada stagnansi perekonomian nasional.

Ia pun mengingatkan, ke depan, bukan lagi negara besar menguasai negara kecil. Bukan pula negara kaya menguasai negara miskin. Namun negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat.

 

Kompas TV Presiden Joko Widodo, Selasa (20/8) memanggil staf khusus presiden untuk Papua, Lenis Kogoya ke Istana Kepresidenan, untuk membahas penanganan pasca-aksi massa di Papua dan Papua Barat. Menurut Lenis, pemerintah sudah menyiapkan strategi khusus, agar kejadian serupa tidak terulang, serta meminta semua pihak dapat meredam emosi dan saling memaafkan.<br />
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com