Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Habiburokhman, Ini Penumpang Gelap di Kubu Prabowo-Sandiaga...

Kompas.com - 14/08/2019, 20:33 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Partai Gerindra Habiburokhman menegaskan, penumpang gelap pada kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilu 2019, bukan ulama, parpol anggota koalisi, maupun pendukung dari unsur emak-emak.

"Bukan ulama, bukan parpol koalisi, dan bukan emak-emak. Saya juga lihat kok ada (penumpang gelap) dari kelompok lain. Tapi kita enggak tahu secara spesifik," ujar Habiburokhman saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2019).

Lantas, siapa yang dimaksud penumpang gelap tersebut?

Habiburokhman mengatakan, kemungkinan, yang dimaksud adalah mereka yang terlibat kerusuhan di sejumlah titik di Jakarta pada tanggal 21-22 Mei 2019.

Baca juga: Soal Penumpang Gelap, Gerindra: Kalau Enggak Merasa, Enggak Usah Kebakaran Jenggot

Ada kelompok orang yang tidak diketahui asal-usulnya datang ke beberapa titik, kemudian berbuat onar hingga berujung pada kerusuhan dengan aparat.

"Pada tanggal 21 dan 22 (Mei) itu, saya pantau bentrok terjadi setelah massa kita sudah pulang ke Cikini, ke rumah aspirasi. Kemudian, setelah itu tiba-tiba terjadi kerusuhan. Itu dua hari berturut-turut seperti itu," ujar Habiburokhman.

Ia menegaskan, benar-benar tidak tahu dari mana orang-orang tersebut.

Di sisi lain, Habiburokhman mengakui, ada kelompok yang beririsan dengan kubu Prabowo. Sebagian merupakan pendukung Prabowo, namun sisanya ada yang tidak diketahui identitasnya.

Kendati demikian, ia bersyukur Prabowo tidak terpengaruh dengan penumpang gelap tersebut.

"Bukan parpol koalisi, bukan ulama dan bukan emak-emak. Kita juga enggak tahu identitasnya apa. Memang momen politik kemarin ada yang berisisan sama kami, sebagian pendukung, sisanya kita enggak tahu," lanjut dia.

Baca juga: Soal Penumpang Gelap di Kubu Prabowo, Rachmawati: Kami Tetap Waspada

Keberadaan penumpang gelap itu pertama kali diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Menurut Dasco, penumpang gelap itu kerap menyudutkan Prabowo dan Gerindra pada Pilpres 2019.

Prabowo kesal karena ulah para penumpang gelap itu. Bahkan, mantan Danjen Kopassus tersebut, kata Dasco, ingin membuat para penumpang gelap tersebut gigit jari.

Dasco menceritakan, langkah pertama Prabowo yang tidak diduga kelompok penumpang gelap itu adalah meminta para pendukungnya tidak menggelar unjuk rasa saat sidang sengketa hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Putusan ini, kata Dasco, bikin para penumpang gelap itu gigit jari.

"Itu di luar dugaan banyak orang. Itu namanya penumpang gelap gigit jari," kata Dasco.

Langkah Prabowo berikutnya adalah memutuskan untuk bertemu presiden terpilih Joko Widodo. Langkah ini juga membuat penumpang gelap itu ngenes.

 

Kompas TV Wakil KetuaDewan Pembina Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri, menilai penumpang gelap dalam gelaran pemilihan presiden adalah hal yang biasa dalam dinamika politik.<br /> <br /> Bagi Rachmawati, penumpang gelap tak hanya ada di partai politik. Bahkan, ia menyatakan ada beberapa pihak yang memiliki kepentingan di kedua kubu.<br /> <br /> Meski demikian, Rachmawati menegaskan Gerindra tetap berada di jalur AD/ART partai dan selalu waspada terhadap isu yang diembuskan oleh penumpang gelap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com