Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Anak Kartosuwiryo yang Kembali pada Pancasila

Kompas.com - 13/08/2019, 13:20 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putra pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, Sarjono Kartosuwiryo, mengucap ikrar setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Ia adalah satu dari 14 anggota keluarga besar Harokah Islam, eks DI/TII, dan eks Negara Islam Indonesia (NII) yang berjanji untuk menjaga persatuan dan menolak aktivitas serta organisasi yang bertentangan dengan dasar negara.

Disaksikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Sarjono bercerita tentang keputusannya kembali kepada Pancasila.

Baca juga: Menteri Pertahanan: Tidak Ada Kamusnya Pancasila Diganti Ideologi Lain

Ia mengaku, selama ini menerima akibat buruk dari perpecahan. Perpecahan itu tak hanya menimpa dirinya, tetapi juga berdampak pada keluarga.

"Saya menerima akibat yang buruk daripada perpecahan. Sekarang orang-orang yang mulai mengadakan perlawanan baik itu apapun bentuknya itu berakibat kepada anak dan keluaganya," kata Sarjono di Gedung Kemenko Polhukam, Selasa (13/8/2019).

Sarjono mengatakan, Indonesia selama ini telah dibela oleh banyak pihak.

Jika ada serangan eksternal, TNI bakal bertindak membela negara. Jika serangan datang dari dalam, Polri yang akan bergerak.

Jika ada tindak pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan beraksi, dan jika ada kasus penyalahgunaan narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) akan mengusutnya.

Tapi, jika ada yang memecah ideologi, maka tanggung jawab seluruh rakyat untuk membela.

"Kalau ada yang memecah ideologi, siapa, kitalah bagian yang harus membela ideologi ini," katanya.

Kepada rakyat Indonesia yang masih berupaya melawan ideologi, Sarjono lantas berpesan untuk kembali pada persatuan dan membangun negara.

"Saya mengimbau kepada rekan-rekan untuk bersatu, bersama-sama membangun negara ini. Sebab negara ini kalau rusak, bocor, ya kita sendiri yang tenggelam," kata Sarjono.

Baca juga: Disaksikan Wiranto, Eks DI/TII Berikrar Setia pada Pancasila

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com