JAKARTA, KOMPAS.com – Partai Gerindra telah mengajukan konsep dan program kerja sama dengan PDI Perjuangan kepada Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo meyakini, apa yang mereka sodorkan itu mirip dengan konsep yang selama ini disusun presiden dan wapres terpilih beserta koalisinya.
“Saya yakin dan kami sangat yakin konsep yang kita tawarkan sama dengan mereka,” ujar Edhy di Menara Kompas, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Edhy mengatakan, kalaupun ada sedikit perbedaan, ke depannya akan dilakukan harmonisasi.
“Mungkin cara pandang dan cara penyampaiannya yang perlu disamakan,” kata Edhy lagi.
Baca juga: Edhy Prabowo Dengar Info Dirinya Dipersiapkan Jadi Calon Menteri Jokowi
Menurut Edhy, pendekatan yang mereka lakukan ke kubu Jokowi melalui beberapa pertemuan bukan dalam rangka mencari kursi.
Menurut dia, Gerindra ingin membangun rekonsiliasi setelah sembilan bulan bertarung dan bergelut dalam panasnya situasi politik.
Perdebatan tak hanya terjadi sekali ini saja, tetapi sejak Pilpres 2014 lalu. Ia mengakui, hal ini berlangsung berkepanjangan dan melelahkan sehingga seluruh unsur harus kembali bersatu.
Lagipula, sebagian masyarakat juga sudah jengah dengan gesekan kedua kubu selama ini.
“Ada kubu 01, 02 tetapi jangan lupa ada kubu yang di tengahnya yang tidak mau militan ke 01 atau 02, mereka pasti terusik dan terganggu. Ini yang harus kita sudahi, dan diputuskan berkomunikasi, menyampaikan,” kata Edhy.
Ia pun berharap, baik kubu Jokowi maupun Prabowo beserta para simpatisan memahami semangat rekonsiliasi tersebut.
Baca juga: Bertemu Megawati, Prabowo Didampingi Ahmad Muzani dan Edhy Prabowo
Meski begitu, kata Edhy, pihaknya tak ada niatan menggeser rekan-rekan di koalisi mereka. Niat Gerindra, menurut dia, membangun komunikasi secara terbuka kepada pihak mana pun.
Jika nantinya ada kader Partai Gerindra yang dibawa ke kabinet Jokowi, hal tersebut merupakan hak prerogatif presiden.
Ditambah, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus pernah menyampaikan bahwa dirinya siap membantu Jokowi.
Meski begitu, lanjut Edhy, kata membantu tersebut tidak bisa langsung diartikan untuk masuk ke kabinet.
“Membantu pun tidak mesti ada di dalam pemerintahan. Selama lima tahun ini, kita sudah membantu check and balance, kan tidak seluruhnya harus mendukung setuju. Kita berikan kritik, saran, dan tidak asal lawan politik,” kata Edhy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.