Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Rektor Asing, Ini yang Bisa Dongkrak Ranking PTN Indonesia

Kompas.com - 01/08/2019, 08:22 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi Pendidikan Itje Chodidjah menganggap mendatangkan rektor asing tak menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Hal ini menyusul wacana Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir merekrut rektor asing untuk memimpin PTN. Nasir menargetkan, PTN yang dipimpin rektor asing mencapai peringkat 100 besar dunia.

Padahal, kata Itje, faktor rektor luar negeri tak bisa jadi jaminan bahwa universitas tersebut layak mendapat peringkat bagus.

Baca juga: Impor Rektor Asing, Efektif kah Tingkatkan Ranking PTN?

"Perankingan kan pasti macam-macam faktornya, dilihat sarana prasarananya juga," kata Itje kepada Kompas.com, Rabu (31/7/2019).

"Saya yakin penilaian utama adalah pengelolaan universitas, inovasi yang dilakukan universitas, dan bagaimana universitas membantu mahasiswanya untuk siap diluncurkan ke dunia real, dunia kerja. Tidak cuma perkara rektornya," lanjut dia.

Perguruan tinggi yang berhasil, kata Itje, adalah yang mempu mencetak lulusannya sebagai orang yang mampu berkiprah sesuai pendidikan yang ditempuh.

Baca juga: Rektor Terbaik di Dunia Pun Dinilai Sulit Dongkrak Ranking PTN Jika...

Saat ini, pendidikan di Indonesia menghadapi masalah kurangnya literasi anak mudanya. Terutama anak-anak di usia SMP dan SMA.

Jika tak memperbaiki literasi di usia sekolah, kata Itje, maka saat menjadi mahasiswa akan sama saja kualitasnya.

Ia menambahkan, untuk menyelesaikan masalah ini, perlu akademisi asli Indonesia yang menangani karena paham betul akar masalah dan seluk beluk dunia pendidikan di Indonesia.

"Ini membutuhkan orang Indoneisa yang capable dalam memimpin, yang punya kreatifitas, dan bisa melihat kebutuhan anak-anak di universitas seperti apa," kata Itje.

Baca juga: Soal Wacana Rektor Asing, Fahri Hamzah: Jangan Bikin Bangsa Indonesia Kecil Hati

Rektor tersebut, Itje menambahkan, harus menyampaikan ke jenjang pendidikan yang lebih rendah mengenai kualifikasi mahasiswa di perguruan tinggi.

Sehingga, pemegang sekolah dasar dan menengah memiliki acuan untuk mempersiapkan murid-murid mereka nantinya.

Jika anak-anak usia sekolah dipersiapkan dengan baik, Itje yakin mereka akan bisa berkiprah lebih baik di perguruan tinggi.

Baca juga: Ingin Rekrut Rektor Asing untuk PTN, Kemenristekdikti Targetkan Ini...

"Agar ketika di perguruan tinggi anak anak kita siap berpikir kritis, siap menganalisa, siap membuat tulisan ilmiah, dan seterusnya," kata Itje.

"Sebab, penilaian ranking tidak hanya berdasarkan banyaknya jurusan, juga dari kualitas lulusannya," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, guna meningkatkan ranking perguruan tinggi Indonesia masuk dalam 100 universitas terbaik dunia, Menristekdikti Mohamad Nasir berencana mengundang rektor asing memimpin Perguruan Tinggi Negeri.

Baca juga: Tentukan Gaji Rektor Asing PTN, Nasir akan Bahas dengan Sri Mulyani

Menristekdikti juga telah mengalokasikan anggaran gaji rektor luar negeri disediakan langsung Pemerintah dan tanpa mengurangi anggaran PTN tersebut.

Kemenristekdikti menargetkan tahun 2020 sudah ada PTN yang dipimpin rektor terbaik luar negeri dan tahun 2024 jumlahnya akan ditingkatkan menjadi lima PTN.

"(Kita nanti tantang calon rektor luar negerinya) kamu bisa tidak tingkatkan ranking perguruan tinggi ini menjadi 200 besar dunia. Setelah itu tercapai, berikutnya 150 besar dunia. Setelah ini 100 besar dunia," ujar Menteri Nasir dikutip dari rilis resmi Kemenristekdikti (26/7/2019).

Baca juga: Usulkan PTN Boleh Dipimpin Rektor Asing, Nasir Sudah Lapor Jokowi

Nasir menambahkan, rektor tersebut harus mencapai target tertentu agar peringkat universitas di Indonesia di dunia bisa naik.

"Nanti (dia harus meningkatkan) publikasinya, mendatangkan dosen asing, mendatangkan mahasiswa asing, bahkan mahasiswa Indonesia bisa kirim ke luar negeri," lanjut dia.

Kompas TV Menristekdikti menyatakan ada perguruan tinggi di tanah air yang menjadi tempat tumbuhnya kelompok radikal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com