Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Johar Arief

Produser Program Talk Show Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Wartawan dan saat ini produser program talk show Satu Meja The Forum dan Dua Arah di Kompas TV ? Satu Meja The Forum setiap Rabu pukul 20.00 WIB LIVE di Kompas TV ? Dua Arah setiap Senin pukul 22.00 WIB LIVE di Kompas TV

Manuver Politik Jelang Pembentukan Kabinet Jokowi

Kompas.com - 24/07/2019, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

EMPAT partai politik koalisi Joko Widodo-Ma’ruf Amin melakukan pertemuan yang dihadiri para ketua umumnya, Senin (22/7/2019).

Mereka adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dan Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

Pertemuan yang dilakukan di kantor DPP Partai Nasdem tersebut tanpa dihadiri oleh PDI-P, yang merupakan motor koalisi Jokowi-Ma’ruf, dan empat parpol anggota koalisi lainnya: Partai Hanura, PSI, PKPI, dan PBB.

Dalam jumpa pers seusai pertemuan, Surya Paloh mengatakan pertemuan tersebut untuk memperkuat soliditas koalisi.

Baca juga: PDI-P Tak Ikut Pertemuan di Kantor Nasdem, Ini Penjelasan Surya Paloh

“Intinya, kami semuanya bersepakat bahwa kehadiran kami sebagai anggota koalisi pengusung pemerintahan Jokowi yang selama ini telah berjalan sedemikian rupa dan memiliki tingkat soliditas yang kuat, kokoh, dan harmonis. Itu patut kami syukuri dan kami pertahankan agar suasana kebatinan kokoh dan soliditas partai pengusung Jokowi ini berlanjut, sekarang, dan ke depan,” ungkap Surya Paloh.

Sebelum pertemuan empat ketum parpol koalisi peraih kursi parlemen ini, tiga partai setidaknya getol menyuarakan penolakan terhadap wacana bergabungnya partai oposisi ke dalam koalisi Jokowi meskipun pada akhirnya menyerahkan kepada presiden terpilih yang memiliki hak prerogatif untuk menentukan kursi menteri.

Penolakan atas penambahan anggota koalisi kerap disuarakan elite Partai Nasdem, Partai Golkar, dan PKB. Narasi yang dibangun, mulai dari koalisi Jokowi yang sudah kuat, pentingnya oposisi yang kuat, hingga masalah perbedaan visi misi yang akan menjadikan partai-partai oposisi bagaikan duri dalam daging jika bergabung dalam koalisi.

Di sisi lain, PDI-P tak pernah menolak mentah-mentah wacana bergabungnya partai oposisi ke dalam koalisi sejak spekulasi ini berkembang liar pascapidato Jokowi saat sidang penetapan presiden terpilih di KPU.

Baca juga: Manuver 4 Ketum Parpol Jokowi-Maruf di Tengah Isu Tambahan Koalisi...

Sekjen PDI-P Hasto Kritiyanto, Senin (22/7/2019), bahkan mengatakan pihaknya melihat kesamaan visi misi yang disodorkan Gerindra.

Pertemuan empat ketum parpol koalisi tersebut menarik untuk dicermati lantaran tanpa dihadiri PDI-P.

Meskipun di permukaan para elite parpol mengatakan pertemuan tersebut hal yang lumrah, termasuk oleh elite PDI-P sendiri yang beralasan tidak mengikuti pertemuan karena fokus mempersiapkan acara kongres V, sulit dimungkiri bahwa ada pesan yang ingin disampaikan oleh keempat parpol--terkait wacana penambahan anggota koalisi--melalui manuver politik tersebut.

Apa isi pesan tersebut dan kepada siapa disampaikan? Hal ini akan dikupas tuntas dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (24/7/2019), yang ditayangkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.

 

Rencana pertemuan Jokowi-Prabowo-Megawati

Sehari setelah pertemuan empat ketum parpol koalisi, menyeruak rencana pertemuan Jokowi-Prabowo-Megawati yang disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono.

“Kalau tidak ada halangan, besok Pak Prabowo, Ibu Mega, dan Kangmas Joko Widodo bertemu jam 12.00,” kata Poyuono kepada wartawan, Selasa (23/7/2019).

Rencana ini juga diamini oleh para politisi PDI-P yang beralasan pertemuan tersebut sebagai tradisi silaturahim yang dijalankan para pemimpin.

Baca juga: Megawati Prabowo Bertemu Siang Ini, Jokowi Tidak ikut

Pertemuan Jokowi-Prabowo jilid II bisa jadi tak lagi mengejutkan pascapertemuan jilid I di MRT. Namun, dengan kehadiran Megawati dalam pertemuan dua tokoh tersebut, sulit untuk tidak memaknai bahwa ada sesuatu yang luar biasa.

Kehadiran Megawati merupakan komunikasi politik bahwa ada pesan yang ingin disampaikan oleh Ketua Umum PDI-P itu.

Apalagi, rencana ini mendadak muncul tak lama setelah pertemuan empat ketum parpol koalisi tanpa kehadiran Megawati.

Kehadiran Megawati dalam pertemuan Jokowi-Prabowo, jika benar terjadi, secara sederhana bisa dimaknai sebagai dukungan PDI-P kepada Jokowi untuk melakukan rekonsiliasi dengan Prabowo.

Dalam konteks rekonsiliasi ini, spekulasi yang berkembang adalah ajakan Jokowi untuk berkoalisi yang berujung pada transaksi bagi-bagi kursi.

Apakah kehadiran Megawati dalam pertemuan Jokowi-Prabowo merupakan pesan balasan PDI-P dalam merespons pertemuan empat ketum parpol koalisi?

Benarkah soliditas koalisi Jokowi kini tengah diuji? Saksikan talkshow Satu Meja The Forum, malam ini mulai pukul 20.00 WIB di Kompas TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com