Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Pernyataan Amien Rais, Jokowi "Mudeng" Demokrasi hingga Rekonsiliasi 55:45

Kompas.com - 23/07/2019, 14:03 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan yang dilontarkan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, selalu menarik perhatian.

Pasca-pertemuan antara dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Amien sempat menyampaikan sejumlah pernyataan.

Salah satunya, ia mengungkap dua syarat rekonsiliasi antara kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan Joko Widodo-Ma'ruf Amien.

Dua syarat itu adalah ide yang diajukan kubu Prabowo serta pembagian kursi 55:45 di dalam pemerintahan.

Berikut sederet pernyataan Amien Rais pasca-pertemuan Jokowi-Prabowo beberapa waktu lalu, yang dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:

Baca juga: Amien Rais Singgung Rekonsiliasi 55:45, Ternyata Ini Maksudnya...

Kok nyelonong?

Amien Rais mempertanyakan sikap Prabowo yang tidak meminta izin kepada dirinya sebelum bertemu dengan Jokowi.

"Sama sekali saya belum tahu. Makanya itu, mengapa kok tiba-tiba nyelonong?" kata Amien, Sabtu (13/7/2019), seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Dia mengakui, Prabowo mengirimkan surat kepadanya.

Akan tetapi, surat itu belum dikirimkan ke kediamannya yang ada di Jakarta, sehingga Amien belum mengetahui isinya.

Lebih terhormat di luar pemerintahan

Amien meminta Prabowo dan partainya mengawasi jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan dengan menjadi oposisi.

Baca juga: Ketua DPP Perindo: Amien Rais Minta 55:45, Kontribusinya Apa?

Menurut dia, Prabowo akan lebih terhormat jika berada di luar pemerintahan.

"Kalau saya, sebaiknya memang kita di luar saja. Jadi sangat indah kalau kubu Prabowo itu di luar. Ini juga terhormat untuk mengawasi lima tahun mendatang," ujar Amien, Sabtu (13/7/2019).

Enggak ditawarin, tapi minta-minta

Amien juga menyoroti para politikus yang sebelumnya mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga yang kini mendekat ke pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Yang lucu, enggak ditawarin Pak Jokowi, tapi ada yang minta-minta. Itu kan aib. Jadi GR," ujar Amien, di Kantor DPP PAN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019).

Pernyataan ini ia lontarkan karena menilai keberadaan oposisi penting dalam negara demokrasi.

Baca juga: Amien Rais: Lucu, Enggak Ditawari Pak Jokowi, tapi Minta-minta...

Menurut Amien, politikus seharusnya konsisten.

Ia mengatakan, selama tahapan pemilu sering melontarkan kritik kepada pemerintah, maka setelah gelaran ini usai dan mereka kalah, seharusnya memosisikan diri sebagai oposisi.

Mantan Ketua MPR itu, mengatakan, prinsip tersebut seharusnya juga dilakukan oleh partai politik.

Tanpa oposisi, Amien menilai, parlemen hanya akan menjadi pemberi stempel bagi kebijakan pemerintah.

"Jokowi itu mudeng demokrasi"

Amien menilai, Presiden Joko Widodo paham bahwa pemerintahan yang baik memerlukan kontrol kuat di DPR.

"Pak Jokowi itu 'mudeng' demokrasi," ujar Amien.

Ia menilai, Presiden Jokowi menghendaki adanya oposisi sebagai penyeimbang pemerintahan.

Dia juga mendorong PAN untuk konsisten sebagai oposisi serta tidak bergabung ke koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Konflik pilpres jangan dibesar-besarkan

Pasca-pilpres, Amien meminta masyarakat agar tidak membesar-besarkan konflik.

Menurut dia, dinamika yang terjadi merupakan kejadian biasa dan imbas demokrasi.

Baca juga: Amien Rais: Konflik Pilpres Ini Jangan Dibesar-besarkan Seolah Akan Pecah

"Masalah ini (konflik pilpres) jangan dibesar-besarkan kemudian seolah akan pecah, akan ada huru-hara. Itu jauh dari kamus Bangsa Indonesia," kata Amien.

Rekonsiliasi 55:45

Maksud pernyataan Amien Rais soal rekonsiliasi 55:45 adalah 45 persen kursi di pemerintahan diberikan kepada kubu Prabowo.

Penjelasan soal ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo. Dengan demikian, dukungan terhadap pemerintahan diyakini akan semakin kuat.

Selain itu, ia menilai rekonsiliasi seharusnya didasarkan atas kesamaan program atau platform mengenai kedaulatan pangan, energi, tanah, hingga air.

(KOMPAS.com/Kristian Erdianto, Rakhmat Nur Hakim, Wijaya Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com