Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yusril di Balik Upayanya Membela HTI...

Kompas.com - 17/07/2019, 20:33 WIB
Kristian Erdianto,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Suroto menjadi pengacara Kartosoewirjo saat menjalani sidang di Pengadilan Mahkamah Militer dengan tuduhan hendak menjatuhkan pemerintah dan membunuh Presiden Soekarno.

Pengadilan akhirnya menyatakan Kartosoewirjo bersalah dan menjatuhkan vonis mati.

"Itu tahun 1963. Saya waktu itu umur 7 tahun. Jadi saya dengar siaran radio itu pengadilannya Kartosoewirjo," ucap Yusril.


Beberapa tahun kemudian, Yusril menyimak siaran radio mengenai pengadilan terhadap anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Lagi-lagi, Suroto tampil menjadi kuasa hukum. Kali ini, ia membela orang-orang PKI yang menjadi terdakwa.

"Jadi yang diadilinya ini orang PKI, tetapi yang bela ini Suroto Kartosudarmo lagi. Aneh juga ini orang," kata Yusril.

Saat menjadi mahasiwa, Yusril sempat bertemu dengan Suroto di sebuah kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

Lantas, Yusril bertanya kenapa saat itu Suroto mau menjadi pembela orang-orang PKI. Sebab, Suroto merupakan anggota organisasi yang berseberangan secara ideologi dengan PKI.

Suroto juga tercatat sebagai pendiri Sarekat Dagang Islam bersama-sama dengan KH Samanhudi.

"Dia ketawa sama saya. Dia bilang, yang kita orang-orang Masyumi ini, musuh pun kita bela. Sepanjang kalau hak-haknya dizalimi. Kita sama orang PKI sampai mati kita berbenturan, tetapi kalau ada hak-hak orang PKI yang dizalimi, kita wajib membela hak-hak dia. Bukan berarti kita setuju dengan ideologinya PKI," kata Yusril meniru jawaban Suroto saat itu.

Baca juga: Kata Yusril soal Upaya Bebaskan Tersangka Donatur Rencana Pembunuhan Wiranto hingga Yunarto

Sosok lain yang mengajari Yusril adalah seorang diplomat zaman Presiden Soekarno, yakni Mohammad Roem.

Menurut Yusril, Roem pernah membela Soekarno saat Sang Proklamator itu dikritik keras oleh seorang jurnalis, Rosihan Anwar.

Roem memberikan pembelaan terhadap Soekarno melalui artikel di surat kabar kendati Roem pernah dipenjara oleh Soekarno.

"Dia (Roem) bilang sejarah itu harus ditulis secara obyektif. Dengan Bung Karno saya (Roem) banyak beda pendapat sesudah 1949. Saya bahkan pernah dipenjarakan sama Bung Karno. Tapi saya enggak ada dendam," tutur Yusril.

Tak sepakat HTI dibubarkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com