Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ajudan yang Dititipi Uang Rp 10 Juta dalam Map untuk Menag

Kompas.com - 03/07/2019, 19:21 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ajudan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Hery Purwanto, mengaku salah lantaran tak segera mengembalikan uang Rp 10 juta yang dititipkan Kakanwil Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin untuk Lukman.

Adapun Haris merupakan terdakwa kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan di Kemenag Jawa Timur.

Pada awalnya, Hery mengaku dititipi oleh Haris map berisi uang saat Lukman menjadi narasumber dalam acara Pondok Pesantren Tebu Ireng dan Kementerian Kesehatan pada 9 Maret 2019.

Baca juga: Pengurus PPP Jatim Mengaku Pakai Uang Romy dari Haris Rp 250 Juta untuk Nyaleg

Menurut Hery, saat itu Haris ikut mengantar Lukman dari Bandara Juanda ke lokasi acara.

"Pada waktu saya setelah acara selesai, saya duduk di masjid pondok pesantren, saya disamperin oleh Pak Haris, 'Mas, ikut saya'. Sampai di mobil, 'Mas ini saya titip, honor tambahan buat Pak Menteri'," ujar Hery menirukan pesan Haris di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Hery saat itu heran mengapa Lukman mendapatkan honor lagi. Sebab, menurut dia, Lukman sudah mendapatkan honor resmi.

Akan tetapi, kata dia, Haris saat itu menyebutnya sebagai honor tambahan. Hery pun memutuskan melipat map uang itu dan menyimpan ke dalam tasnya.

"Pak Menteri belum saya laporkan karena pada waktu itu Pak Menteri ada di dalam rumah Gus Solah. Prosedurnya kalau di saya itu, kalau menerima honor, saya sampaikan itu selalu sudah di rumah (Lukman), karena di tempat umum saya enggak pernah menyampaikan. Kebiasaan saya kalau laporan di rumah Pak Menteri," kata Hery.

Sesampainya di rumah Lukman, Hery mengabarkan pemberian uang itu.

Saat itu, Lukman terkejut karena ia tidak berhak menerima uang itu. Kepada Hery, Lukman meminta untuk segera mengembalikannya ke Haris.

Baca juga: Musyaffa Mengaku Dititipi Pesan untuk Romy dari Haris yang Ingin Jabatan

Hery memutuskan akan menunggu momen ketika Haris berkunjung ke Jakarta atau Lukman kembali melakukan perjalanan dinas ke Jawa Timur. Saat itu, Hery memutuskan menyimpan map uang tersebut.

Ia pun baru teringat masih menyimpan map uang pemberian Haris saat terjadi peristiwa operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Haris dan mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.

Uang itu ia bawa ke Inspektorat Jenderal Kemenag. Ia baru mengetahui jumlah Rp 10 juta setelah membuka map tersebut di hadapan Inspektorat.

"Uang itu setelah kejadian itu tidak langsung laporan ke Pak Menteri karena saya juga takut tidak langsung mengembalikan ke Pak Haris, ya sudah laporkan ke Irjen dululah, terkait gratifikasi bagaimana laporannya. Akhirnya, dilaporkan ke gratifkasi ke KPK," kata dia.

Jaksa KPK Wawan Yunarwanto mempertanyakan mengapa Hery baru bergerak mengembalikan uang itu ketika OTT terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com