Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Putusan MK, Kapolri Tangkap Pesan Perdamaian dan Persatuan dari Kedua Paslon

Kompas.com - 28/06/2019, 20:33 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menghargai pesan perdamaian yang ia tangkap dari kedua pasangan calon pasca-putusan sidang sengketa hasil Pilpres 2019 pada Kamis (27/6/2019) kemarin.

Selain perdamaian, Tito mengatakan bahwa pesan dari kedua paslon juga menyerukan perihal ketenangan dan persatuan.

"Saya menangkap pesannya kedamaian, ketenangan, dan merajut kembali persatuan dan kesatuan. Saya kira pesan-pesan seperti ini yang harus kita hormati dari para kontestan yang memiliki legal standing, yang memiliki kekuatan hukum dalam kontestasi ini," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).

Baca juga: Kapolri Apresiasi Ketertiban Massa Kawal Sidang Putusan MK

Selain itu, mantan Kapolda Metro Jaya tersebut juga mengajak semua pihak untuk menghormati putusan MK yang disebutnya final dan mengikat.

"Kita juga harus menghormati putusan MK yang dibuat oleh UU, oleh rakyat, itu bersifat final dan binding, mengikat, itu sudah upaya terakhir sehingga kita harus hormati proses konstitusional ini," katanya.

Tito pun mengucapkan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi menjaga situasi keamanan.

Selama proses tersebut, ia mengatakan bahwa situasi keamanan secara nasional berlangsung kondusif.

Baca juga: Pengamanan Putusan MK, Kapolri Tegaskan Polisi Tak Boleh Bawa Peluru Tajam

Tito sekaligus memberi apresiasi kepada massa yang dengan tertib melakukan aksi mengawal sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2019 di sekitar Patung Kuda dan Monas.

"Saya memberikan penghargaan kepada masyarakat yang menyampaikan pendapat, dilakukan tertib, tidak melanggar hukum, dan juga dilaksanakan sesuai waktu yang tepat, sebelum jam 18 sudah bubar," katanya.

Sebelumnya, usai pembacaan putusan MK, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengatakan, setelah seluruh proses Pemilu 2019 usai, maka kini tak ada lagi perbedaan di masyarakat karena pilihan politik yang berbeda saat pemilu.

"Tidak ada lagi 01, tidak ada lagi 02. Yang ada hanya persatuan Indonesia," kata Jokowi yang didampingi Ma'ruf Amin di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Baca juga: Sidang Putusan MK, Ini Langkah Polri Antisipasi Potensi Ancaman Terorisme

Sementara itu, calon presiden 02 Prabowo Subianto menerima keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh permohonan yang diajukan Prabowo-Sandi dalam sengketa pilpres.

Meski kecewa, namun Prabowo memastikan dirinya akan patuh terhadap konstitusi.

"Kami menyatakan, kami hormati hasil keputusan MK tersebut. Kami serahkan sepenuhnya kebenaran yang hakiki pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa," ujar Prabowo yang didampingi calon wakil presiden 02 Sandiaga Uno dalam jumpa pers di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis.

Kompas TV Polri mengimbau agar tak ada mobilisasi massa jelang putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa hasil Pilpres 2019. Kapolri juga melarang unjuk rasa di depan MK. Simak pernyataan Kapolri, Jenderal Tito Karnavian berikut ini. #jelangputusanMK #unjukrasa #kapolri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com