Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPP PDI-P: Momen Jabat Tangan SBY dan Megawati Sejukkan Suasana

Kompas.com - 03/06/2019, 10:50 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno, menanggapi momen jabat tangan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jakarta, Minggu (2/6/2019) sore.

Hendrawan mengatakan, momen jabat tangan kedua pihak menggambarkan kesejukan suasana demokrasi serta membantah isu 'dendam politik' di antara keduanya.

"Ya, sepakat lah (menyejukkan) dengan persepsi banyak pihak karena selama ini narasi yang berkembang di luar itu selalu menyebutkan bahwa ibu Mega dalam tanda petik dendam atau sakit hati dengan Pak SBY," kata Hendrawan saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/6/2019).

Baca juga: Momen Jabat Tangan Megawati dan SBY di Balik Haru Pemakaman Ani Yudhoyono

Hendrawan mengatakan, hubungan antara Megawati dengan SBY berjalan dengan baik.

Ia mengatakan, pertemuan Megawati dengan SBY sempat terlihat pada beberapa acara seperti pemberian gelar pahlawan nasional kepada Proklamator RI Soekarno di Istana Negara.

"Waktu presiden Soekarno mendapatkan gelar pahlawan nasional, kemudian ketika almarhum Taufiq Kiemas meninggal. Nah, tapi rupa-rupanya publik ini ingin kalau bisa pertemuannya lebih sering," ujarnya.

Baca juga: Pemakaman Ani Yudhoyono, Megawati Duduk Berdampingan dengan Iriana Jokowi

Hendrawan menambahkan, pertemuan SBY dan Megawati di TMP Kalibata sangat rileks. Megawati menunjukkan berbelasungkawa kepada SBY.

"Ibu Mega kelihatan dari air mukanya menunjukkan wajah ikut berbelasungkawa. Jadi semua berjalan baik ya," tuturnya.

Hendrawan mengatakan, semua pihak berbelasungkawa atas wafatnya Ani Yudhoyono.

Menurut dia, Ani Yudhoyono adalah figur yang penuh persahabatan tanpa melihat latar belakang seseorang.

Hal itu, kata dia, tercermin dari tokoh-tokoh yang berdatangan ke upacara pemakaman Ani Yudhoyono.

"Mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan persahabatan. Ini luar biasa," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com